Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN — Kaidah Ke-32

Dari buku yang berjudulAl Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.

KAIDAH SEBELUMNYA (KE-31) bisa di baca di SINI

=======

? Kaidah yang ke 32 ?

⚉  Wajibnya memperingatkan ummat dari kesesatan para pemimpin -pemimpin kebid’ahan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman [QS Al A’raf :181]:

‎وَمِمَّنْ خَلَقْنَا أُمَّةٌ يَهْدُونَ بِالْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُونَ

Dan diantara manusia yang kami ciptakan adalah ummat yang memberikan hidayah dengan kebenaran dan dengannya juga mereka bersikap adil.

Artinya, seakan Beliau (Syaikh Al Ubailaan) mengisyaratkan bahwa mentahzir, memperingatkan manusia dari bahaya kesesatan pemimpin-pemimpin kebid’ahan itu termasuk memberikan hidayah kepada kebenaran, namun tentunya dengan sikap adil, bukan dengan sikap yang berlebihan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga dalam Alqur’an mentahzir,memperingatkan akan orang-orang yang menyesatkan.
Allah berfirman, contohnya dalam QS At Taubah : 34

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ

Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya banyak dari para pendeta dan rahib-rahib yang makan harta manusia dengan kebathilan dan menghalangi manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Disini Allah memperingatkan bahwa kebanyakan para pendeta dan para rahib-rahib Yahudi dan Nasrani itu, mereka suka memakan harta manusia dengan bathil.
Disini Allah memperingatkan agar kita ummat Islam tidak mencontoh mereka, dan agar kita tidak menjadi orang-orang yang memakan harta manusia dengan bathil.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah: “Seperti para pemimpin kebid’ahan dari orang-orang yang menyelisihi Alqur’an dan Sunnah atau orang-orang yang membuat ibadah-ibadah yang menyelisihi Alqur’an dan Sunnah.”
??  Maka menjelaskan keadaan mereka dan mentahzir ummat dari mereka itu wajib, dengan kesepakatan kaum Muslimin.

Sampai-sampai dikatakan kepada Imam Ahmad bin Hambal, “…bagaimana orang yang berpuasa dan sholat dan ber’itikaf. Apakah itu lebihkah engkau cintai ? Atau engkau berbicara tentang para ahli bid’ah ?…”
Kata Imam Ahmad, “…apabila ia berpuasa, ia sholat, ‘itikaf itu untuk dirinya. Dan apabila ia berbicara tentang ahli bid’ah maka itu untuk kebaikan kaum muslimin lebih utama..” kata Imam Ahmad bin Hambal.

Maka disini beliau menjelaskan bahwa manfaatnya untuk kaum muslimin besar.

??  Namun tentunya yang perlu di perhatikan dalam masalah ini juga dalam masalah tahzir mentahzir hendaknya:
1. Orang yang mentahzir itu ikhlas karena Allah bukan karena mengharapkan kemasyuran atau karena takut di tahzir orang.
2. Hendaknya dia melihat maslahat dan mudhorot.

??  Di zaman sekarang seperti di negri kita ini, ketika kita mentahzir seseorang, akhirnya orang itu malah masyur di kalangan manusia. Akhirnya malah banyak orang yang mengikuti dia.
Maka kalau ternyata hal seperti ini, keadaanya seperti itu, maka tidak di syari’atkan… kenapa?
Karena ternyata mudhorotnya jauh lebih besar, maka kita sebatas membantah pendapat-pendapatnya secara ilmiah, itu tidak mengapa.

??  Atau kita menyebutkan nama dia sambil kita mengkritik pendapat-pendapatnya yang nyeleneh dengan secara ilmiah, itupun silakan, kalau memang maslahatnya jauh lebih besar.

??  Demikian pula kewajiban kita adalah niatnya untuk menasehati Ummat.
??  Kemudian kita juga berusaha untuk mendo’akan agar orang yang di tahzir ini mendapatkan hidayah.

??  Dan kemudian, jangan serampangan dalam mentahzir, karena berapa banyak di zaman ini serampangan dan sangat mudah.
Hanya karena kesalahan-kesalahan yang sifatnya ijtihadiyah, yang ia pandang rojih, lalu ia tahzir orang lain.
Padahal itu masalah-masalah yang sifatnya ijtihadiyah. Seperti menghukumi suatu yayasan apakah itu hizbi atau tidak.
Itu sifatnya ijtihadi yang tentunya kita tidak boleh, gara-gara itu kemudian kita berpecah belah.
Seperti yang terjadi di zaman sekarang, serampangan dalam tahzir mentahzir.

Wallahu a’lam ?

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.

Silahkan bergabung di Telegram Channel : https://t.me/aqidah_dan_manhaj

Artikel TERKAIT :
DAFTAR LENGKAP PEMBAHASAN – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN

Raihlah pahala dan kebaikan dengan membagikan link kajian Islam yang bermanfaat ini, melalui jejaring sosial Facebook, Twitter yang Anda miliki. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda.