Ramadhan adalah bulan tilawah dan tadabbur al qur’an.
Membaca dan mentadabburi al qur’an amat bermanfaat bagi siapapun.
Diantara manfaatnya yang paling agung adalah mengokohkan keimanan.
Allah Ta’ala berfirman:
وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنتُمْ تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ ۗ وَمَن يَعْتَصِم بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Bagaimana kalian akan kafir sementara ayat-ayat Allah selalu dibacakan kepadamu dan pada kalian ada rosul-Nya. Dan barang siapa yang berpegang kepada (agama) Allah maka sesungguhnya ia telah diberi hidayah kepada jalan yang lurus..” (Aali Imron: 101).
● Ibnu Katsir rohimahullah berkata dalam tafsirnya:
“(Artinya) kekafiran jauh dari kalian karena ayat-ayat Allah senantiasa turun di waktu siang dan malam kepada rosul-Nya dan ia membacakan dan menyampaikannya kepada kalian..”
Ini menunjukkan bahwa orang yang senantiasa mempelajari alqur’an dan hadits tentunya sesuai dengan pemahaman para shahabat dan para ulama setelahnya maka ia akan jauh dari kekafiran.
Maka kewajiban kita untuk senantiasa mempelajari ilmu Allah dengan duduk di majelis-majelis ilmu dan berusaha berpegang teguh kepada agama-Nya agar hidayah Allah senantiasa menyapa kita.
● Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata,
“Kebanyakan orang yang murtad itu adalah orang yang memiliki al quran tapi tidak berilmu dan beriman. Atau memiliki iman tapi tanpa ilmu dan al qur’an. Adapun yang diberikan alquran dan iman lalu berilmu maka iman itu kokoh di dadanya..”
(Majmu Fatawa 18/305)
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى