Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan,
“Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allah Ta’ala senantiasa disertai dengan sikap ridho dan ihtisaab (mengharapkan pahala dari-Nya)..
Kalaupun sikap ridho tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisaab. Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut..
Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridho dan tidak pula ihtisaab. Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka (tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan)..
Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya yang artinya,
”Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan..”
(Qs an-Nisaa/4:104)
Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan, akan tetapi orang-orang Mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allah Ta’ala..”
[ Ighootsatul Lahfaan – hal 421-422 ]
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL