Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
PEMBAHASAN SEBELUMNYA (Penghalang yang ke 23) bisa di baca di SINI
=======
? Penghalang yang ke 24 ?
Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosulillah..
Diantara perkara yang menghalangi dari kebenaran…
نفور النفس
⚉ Kondisi jiwa yang sedang tidak baik.
Seperti sedang emosi banget berupa kemarahan atau kesedihan yang sangat.
Maka ini semua adalah kondisi yang menyebabkan seringkali seseorang tidak bisa menerima kebenaran.
⚉ Kata Al Imam Ibnul Qayyim rohimahullah
و معلوم أن الر أي لا يتحقق إلاَّ مع اعتدال المزاج
“Bahwa pendapat/pikiran yang baik itu tidak mungkin terealisasi kecuali dalam keadaan tenang kejiwaannya.”
⚉ Kata Ibnu Aqiil rohimahullah dalam kitab Alwadhih fii ‘ushuul fiqh (1/528)
وإذا نفر ت النفوس؛ عميت القلو ب
“Kalau jiwa itu sedang bergejolak, biasanya hati itu akan tertutup”
و خَمدت الخو اطر
“Pikiranpun jadi gelap”
و انسدَّت أبو اب الفو ائد
“Dan tertutup pintu-pintu faidah”
Maka ketika seseorang misalnya sangat marah sekali, seringkali ketika disaat marah itu dia berbicara dengan kebathilan.
⚉ Kata Ibnul Qayyim rohimahullah dalam kitab ‘Ighotsatul lahfaan (1/29)
و لَما كان أكثر الخلق إنَّما يتكلم بالحق فِي ر ضاه
“Kebanyakan manusia berbicara dengan kebenaran itu di saat ia ridho.”
فإذا غضب أخر جه غضبه إلَى البطل
“Kalau ia marah maka kemarahan itu membuat ia berpendapat dengan pendapat yang bathil”… karena kemarahannya tersebut.
Oleh karena itulah riwayat Ibnu Rojab, bahwa “mengucapkan kalimat yang haq di saat ridho maupun di saat marah adalah perkara yang sangat berat sekali.”
Makanya Allah memuji orang yang mema’afkan disaat dia marah.
Allah berfirman [QS Asy-Syura: 37]
وَإِذَا مَا غَضِبُوا۟ هُمْ يَغْفِرُونَ
“Dan apabila mereka marah, merekapun memaafkan.”
Oleh karena itulah… kondisi emosi yang tidak menentu ini seringkali menyebabkan seseorang itu terkadang salah ucap.
Contoh misalnya tentang kisah orang yang kata Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam, ketika Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam menyebutkan bahwa Allah itu lebih gembira dari seseorang yang berada di padang pasir yang membawa unta yang penuh dengan makanan dan minuman, lalu untanya pergi entah kemana, dia berusaha mencarinya tidak bertemu, lalu ia pun berbaring di bawah pohon bersiap untuk meninggal, namun ketika ia membuka matanya, ternyata untanya berada disisinya. Lalu ia berkata dengan sangking gembiranya, “Ya Allah, Engkau hambaku aku Tuhanmu”.
Ia salah, karena sanking gembiranya.
Kegembiraan yang sangat terkadang menyebabkan ucapannya saja salah. Bagaimana kalau itu ‘kemarahan yang sangat’ atau ‘kesedihan yang sangat.’
?? Oleh karena itulah orang yang jiwanya masih labil dan tidak stabil, mudah sekali emosi, akan sulit sekali untuk menerima pendapat yang benar, terlebih dimasa yang penuh dengan fitnah.
Kata penulis buku ini: “Para pemuda (orang-orang yang masih muda) itu biasanya paling mudah jiwanya itu terpancing emosinya.” Sehingga apa yang terjadi ? “Sehingga orang-orang seperti ini justru menjadi penyulut fitnah” karena jiwanya yang masih labil seperti itu dan sangat mudah untuk tersulut fitnah.
Beda dengan orang-orang yang telah kokoh keilmuannya, telah stabil, usianya biasanya tidak mudah diombang-ambing oleh emosi.
?? Maka dari itulah kenapa ‘jidal’ (debat) itu tidak di perbolehkan dalam agama, karena seringkali menimbulkan kemarahan, ego dan yang lainnya.
Di saat seseorang itu marah/egonya sedang tinggi, seringkali ia menolak kebenaran.
.
Wallahu a’lam ?
.
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari kitab yang berjudul “Showarif ‘Anil Haq“, tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrohim Al Utsman, حفظه الله تعالى.
.
Silahkan bergabung di Telegram Channel dan Facebook Page :
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
https://www.facebook.com/aqidah.dan.manhaj/
Artikel TERKAIT :
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Showarif ‘Anil Haq – Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari KEBENARAN
⚉ PEMBAHASAN LENGKAP – Al Ishbaah – Manhaj SALAF Dalam Masalah TARBIYAH dan PERBAIKAN