Syeikh Al-Utsaimin -rohimahulloh- mengatakan:
“Jika seseorang menziarahi kuburan, maka hendaknya dia lakukan karena dorongan mengambil ibroh, bukan karena dorongan perasaan.
Karena sebagian orang menziarahi kuburan ayahnya, atau kuburan ibunya, karena dorongan perasaan kasihan, iba, dan cinta.
Keadaan ini, meskipun manusiawi, namun yang lebih baik adalah menziarahi kuburan, karena dorongan tujuan yang telah disebutkan oleh Nabi -shollallohu ‘alaihi wasallam-, yaitu: mengingatkan diri kepada hari akhir dan kematian.
Bahwa mereka yang berada di kuburan sekarang ini, sama seperti dirimu hidup di muka bumi kemaren hari, dan sekarang mereka telah berada di perut bumi, mereka tergadaikan oleh amal-amal mereka.
Mereka tidak mampu lagi menambah, meski hanya satu kebaikan. Dan tidak mampu lagi mengurangi, walau hanya satu keburukan..”
[Durus wa fatawa Alharomil Madani, hal: 51]
Diterjemahkan oleh,
Ustadz Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى