Sufyan bin Uyainah rohimahullah ditanya, “Apakah bercanda itu aib..?” Beliau berkata:
بل سنَّة ، ولكن الشأن فيمن يحسنه ويضعه مواضعه
“Justru sunnah.. tetapi itu untuk orang berbuat ihsan (dalam bercanda) dan meletakkannya pada tempat tempatnya..” (Syarhussunnah Imam Al Baghowi 13/184)
Imam Ibnu Hibban rohimahullah berkata dalam kitab Roudhotul Uqola (1/77)
الواجب على العاقل أن يستميل قلوب الناس إليه بالمزاح وترك التعبس , والمزاح على ضربين : فمزاح محمود , ومزاح مذموم , فأما المزاح المحمود فهو : الذي لا يشوبه مَا كره اللَّه عز وجل ، ولا يكون بإثم ولا قطيعة رحم . وأما المزاح المذموم : فالذي يثير العداوة ، ويذهب البهاء ويقطع الصداقة ويجرىء الدنيء عليه ويحقد الشريف به “
“Kewajiban orang yang berakal adalah mengambil hati manusia dengan bercanda dan tidak bermuka masam.. dan bercanda itu ada dua macam:
– bercanda yang terpuji, dan
– bercanda yang tercela..
Adapun yang terpuji adalah yang tidak dikotori oleh perbuatan yang dibenci oleh Allah, bukan dosa dan bukan memutuskan hubungan..
Adapun yang tercela adalah yang menimbulkan permusuhan, menghilangkan kewibawaan, memutuskan pertemanan, membuat orang bodoh menjadi tak sopan kepadanya dan membuat orang mulia dengki kepadanya..”
Para shahabat berkata, “Wahai Rosulullah, engkau bercanda dengan kami..?” Beliau bersabda: “Sesungguhnya aku tidak berkata kecuali dengan benar..”
(HR Attirmidzi no 1990 dari hadits Abu Hurairah dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani)
Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
ARTIKEL TERKAIT
Mutiara Salaf – KOMPILASI ARTIKEL