Allah Ta’ala berfirman,
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَـٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah menyesatkannya di atas ilmu dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya..? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran..?!”
(Al-Jaasiyah – 23)
Syaikh Sholih Fauzan hafizhohullah berkata,
فالهوى إلهٌ آخرُ .
وليسَ الشركُ مقصوراً على عبادة الصنم أو الوثن .
بل هناك شيءٌ آخرُ وهو الهوى .
فقد لا يعبدُ الإنسانُ الأصنام ، والأشجار ، والأحجار ولا يعبد القبور .
لكن يتبع هواه ، فهذا عبدٌ لهواه .
“Hawa nafsu adalah tuhan yang lainnya..
Syirik itu tidak terbatas pada menyembah patung atau berhala..
tapi ada sesuatu yang lain yaitu hawa nafsu..
Terkadang seorang insan tidak menyembah patung, pohon, batu atau kuburan..
Tetapi ia mengikuti hawa nafsunya..
Maka ia menjadi hamba hawa nafsu..
Maka hendaklah setiap insan waspada..
Jangan ia ikuti kecuali yang sesuai dengan al qur’an dan sunnah..”
(Ithoful Qori 1/71)
Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى