Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى berikut ini :
(tunggu hingga audio player muncul dibawah ini) : Ikuti terus channel :
https://t.me/bbg_alilmu
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى berikut ini :
(tunggu hingga audio player muncul dibawah ini) : Ikuti terus channel :
https://t.me/bbg_alilmu
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى berikut ini :
(tunggu hingga audio player muncul dibawah ini) : Ikuti terus channel :
https://t.me/bbg_alilmu
https://t.me/aqidah_dan_manhaj
Bila kita sedang menjalankan puasa sunnah dan teman kita mengajak makan, apakah sebaiknya kita batalkan puasa untuk menyenangkan teman kita atau tetap lanjut puasa ?
Simak jawaban Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى berikut ini:
Syeikh Utsaimin -rohimahulloh- mengatakan:
“Waktu adalah sesuatu yang paling berharga, tapi dia sekarang ini menjadi sesuatu yang paling murah di tengah-tengah kita.
Kita biasa melewati waktu demi waktu tanpa ada faedah apapun, bahkan kita biasa menghabiskan waktu demi waktu dalam perkara yang mendatangkan mudhorot.
Dan aku tidak sedang membicarakan satu orang saja, tapi aku sedang membicarakan kaum muslimin secara umum. Sekarang ini -sangat disayangkan sekali- mereka dalam keadaan lengah, terlena, dan lupa.
Mereka tidak bersungguh-sungguh dalam perkara agama mereka. Kebanyakan mereka dalam keadaan lengah dan bermewah-mewahan. Yang mereka lihat adalah apa yang bisa memanjakan badan mereka, walaupun harus merusak agama mereka.”
[Kitab: Syarah Riyadhus Sholihin, 1/345].
———
Untukmu wahai saudaraku yang sedang membaca pesan ini… bila keadaan di atas menimpamu, maka cepatlah berubah, sebelum semuanya tinggal kenangan dan penyesalan… Ingatlah selalu firman Allah ta’ala (yang artinya):
“… hingga ketika KEMATIAN mendatangi salah seorang dari mereka, dia mengatakan: ‘Ya Robb, kembalikan aku (ke dunia lagi), sehingga aku bisa beramal shaleh pada apa yang dulu kutinggalkan’
Tentu itu tidak mungkin, tapi sungguh kalimat itu akan dia katakan”. [QS. Almukminun: 99-100].
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
da1611151954
Dosa kecil menjadi dosa besar pada lima keadaan berikut ini:
1️⃣ Terus menerus.
melakukan dosa kecil secara terus menerus menjadikannya besar.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak terus menerus melakukan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali ‘Imraan [3]: 135).
2️⃣ Meremehkan dosa.
Disebutkan hadits dalam Shohih Bukhari,
عَنْ أَنَسٍ – رضى الله عنه – قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالاً هِىَ أَدَقُّ فِى أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعَرِ ، إِنْ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُوبِقَاتِ
Dari Anas rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya kalian melakukan suatu amalan dan menyangka bahwa itu lebih tipis dari rambut. Namun kami menganggapnya di masa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sesuatu yang membinasakan.” (HR. Bukhari no. 6492).
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ المُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ
“Sesungguhnya orang yang beriman melihat dosa-dosanya seperti ketika duduk di bawah gunung, dia takut kalau gunung tersebut jatuh menimpanya. Adapun orang yang fajir melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat (terbang) di depan hidungnya.” (HR. Bukhari no. 6308).
3️⃣ Merasa gembira dengan dosa.
Merasa gembira dengan dosa menyebabkan pelakunya tidak bertaubat dan terus menerus melakukannya. bahkan ketika ia terluput dari dosa, ia akan merasa sedih. padahal kata Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barang siapa yang merasa gembira dengan kebaikannya dan merasa sedih dengan keburukannya maka ia adalah mukmin.” (HR Ahmad)
4️⃣ Terang-terangan berbuat dosa.
عن سالم بن عبد اللّه قال: سمعت أبا هريرة يقول سمعت رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم- يقول: كلّ أمّتي معافى إلّا المجاهرين، وإنّ من المجاهرة أن يعمل الرّجل باللّيل عملا، ثمّ يصبح وقد ستره اللّه فيقول: يا فلان عملت البارحة كذا وكذا، وقد بات يستره ربّه، ويصبح يكشف ستر اللّه عنه
Dari Salim bin Abdullah, dia berkata, Aku mendengar Abu Hurairah rodhiyallahu’ anhu bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ Sebenarnya pada malam hari Robb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)
5️⃣ Yang melakukannya adalah seorang pemuka yang diikuti.
مَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُنْقَصَ مِنْ أُجُوِْرِهمْ شَيْءٌ. وَمَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُنْقَصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ.
“Barangsiapa mencontohkan suatu perbuatan baik di dalam islam, maka ia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa mencontohkan suatu perbuatan buruk di dalam islam, maka ia akan memperoleh dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa mereka.” (HR Muslim)
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
da0701160900
Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- mengatakan:
“Ada empat (amalan) yang dapat mendatangkan rezeki:
(1) Bangun malam (untuk sholat)
(2) Banyak istighfar di waktu sahur
(3) Rutin bersedekah
(4) Berdzikir di awal hari dan di akhirnya
Dan ada empat perkara yang dapat menghalangi rezeki:
(1) Tidur pagi
(2) Sedikitnya sholat
(3) Malas-malasan
(4) Berkhianat (tidak jujur)”
[Sumber: Kitab Zadul Ma’ad, Ibnul Qoyyim, 4/378]
Diterjemahkan oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
da3011150513
Akhi Ukhti…
Terkadang ada orang yang merasakan kerasnya hatinya
Sulit untuk menerima nasehat
Sulit untuk bertaubat
Susah untuk meneteskan air mata
Selalu gundah gulana
Hajatnya tidak terkabulkan…
Mungkin kiranya kau perlu melaksnakan nasehat Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam di bawah ini
((أَتُحِبُّ أَنْ يَلِيْنَ قَلْبُكَ وَتُدْرِكَ حَاجَتَكَ؟ اِرْحَمْ الْيَتِيْمَ، وَامْسَحْ رَأْسَهُ، وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ، يَلِنْ قَلْبُكَ وَتُدْرِكْ حَاجَتَكَ)).
“Apakah kamu ingin hatimu lunak ? Dan Hajatmu dipenuhi ?
1. Sayangilah anak yatim
2. Usaplah kepalanya
3. Berilah ia makan dari makananmu
Niscaya hatimu akan lunak dan hajatmu akan kau dapatkan” [HR Thabrani dishahihkan al Albani].
Semua permasalahan itu ada jalan keluarnya
Segala problematika ada solusinya
Yang jadi masalah adalah ketika engkau tidak mau keluar dari masalahmu
sedangkan pintu terbuka lebar-lebar di hadapanmu
Engkau tinggal melangkah…
Tapi semua terserah padamu
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah MA, حفظه الله تعالى
da2204171320
Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
Dari pembahasan Kitab Al-Intishar
(الانتصار بشرح عقيدة أئمة الأمصار)
yang menjelaskan secara gamblang tentang aqidah ahlussunnah wal jama’ah yang dihimpun dari 2 (dua) karya ulama besar, yaitu: Abu Zur’ah Ar-Rozi dan Abu Hatim Ar-Rozi rahimahumallah.
da1608161445
Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
Dari pembahasan Kitab Al-Intishar
(الانتصار بشرح عقيدة أئمة الأمصار)
yang menjelaskan secara gamblang tentang aqidah ahlussunnah wal jama’ah yang dihimpun dari 2 (dua) karya ulama besar, yaitu: Abu Zur’ah Ar-Rozi dan Abu Hatim Ar-Rozi rohimahumallah.
Tidak sadarkah mereka, bahwa banyak nikmat dunia yang tidak bisa diganti oleh uang, apalagi nikmat akhirat.
Memang, dengan uang seseorang bisa membeli obat, atau masuk RS tercanggih.. tapi belum tentu dia bisa sehat, atau sembuh dari sakitnya.. betapa banyak orang kaya yang sakit bahkan tersiksa oleh penyakitnya hingga ajal menjemputnya.. karena sehat tidak bisa dibeli dengan harta.
Memang, dengan uang orang bisa membeli ranjang terhalus dan ternyaman.. tapi itu tidak menjamin dia bisa tidur dengan nyenyak.. betapa banyak orang tidak bisa tidur, padahal dia bermalam di hotel paling mewah dan paling berkelas.. justru, banyak yang bisa tidur nyenyak dengan hanya beralaskan tikar dan beratapkan langit.
Memang, dengan uang orang bisa membeli makanan terlezat dan paling bergizi.. tapi belum tentu dia bisa menikmati rasanya, bahkan bisa jadi makanan sudah di depan matanya, tapi selera makan tiba-tiba hilang entah kemana.. selera makan ternyata tidak bisa dia beli dengan uang.
Memang, dengan uang orang bisa bertamasya dan bersenang-senang.. tapi belum tentu batin dia bahagia, betapa banyak orang yang sudah bergelimang harta, sudah mencari kesenangan hidup, tapi kebahagiaan masih tidak ia temukan.. bahkan ia malah mabuk-mabukan, pertanda banyak masalah dan kepenatan hidup yang ingin dia buang dan lepaskan.
Uang juga tidak akan bisa membeli akhlak, meski orang bisa membeli buku tentang akhlak..
Uang tidak bisa membeli waktu, meski bisa membeli jam paling baik sekalipun.. dan masih banyak lagi.
Intinya, sadarlah bahwa uang bukan segalanya.. tidak benar segalanya membutuhkan uang.. tapi yang benar segalanya membutuhkan pertolongan Allah.. tidak ada sesuatu pun yang bisa terjadi di alam ini kecuali atas kehendak Allah.
Oleh karenanya, mendekatlah kepadaNya, Anda akan mendapatkan semua yang Anda harapkan, bahkan lebih dari yang Anda harapkan.
Silahkan dishare.. semoga bermanfaat..
Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى