Category Archives: Firanda Andirja

Jangan Pernah Salah Mencintai

Ust. Firanda, حفظه الله

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Seseorang bersama dgn yg dicintainya (diakhirat kelak)”(HR Al-Bukhari no 6169)

Sungguh menyedihkan, tatkala banyak kaum muslimin terutama dari golongan permuda yg sangat mencintai para pelaku maksiat, bahkan dari kalangan orang-orang kafir!!! (terutama para pemain film dan para penyanyi serta para olahragawan). Foto orang-orang kafir trsebt mereka pajang di kamar2 mereka, menjadi penyejuk pandangan mereka, sblm tidur dan tatkala bangun tidur.

Bahkan mereka meniru gaya berpakaian orang-orang kafir tersebut, mereka hafalkan lantunan-lantun­an orang2 kafir trsebt, mereka pelajari perjalanan hidup orang2 kafir trsbut…!! Jika salah seorang dari mereka ditanya tentang sejarah…, nama…, dan nasehat-nasehat­ Abu Bakar…Umar…Imam­ Syafii??, maka terdiamlah ia !!!

Bahkan kecintaan sebagian mereka sdh sangat mendalam kepada orang2 kafir trsebt, terbukti tatkala para artis trsbut datang ke negeri2 kaum muslimin maka merekapun berbondong-bond­ong menyambut para idola mereka yg kafir, hingga ada yg histeris tatkala menyaksikan idolanya, bahkan ada diantara mereka yg pingsan karena terlalu gembira !!!.

Apa yg akan mereka perbuat dgn sabda Nabi “Seseorang (dikumpulkan diakhirat kelak) bersama yg ia cintai” ???!!!

KARENANYA, cintailah orang-orang sholeh. Tirulah gaya hidup mereka, patuhilah petuah-petuah mereka, yaitu orang-orang yang jika kita mengingat mereka maka kita mengingat akhirat

Anas Bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata:
“Kami tdk pernah gembira karena sesuatu apapun sebagaimana kegembiraan kami karena mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Engkau bersama yg engkau cintai”. Anas berkata, “Aku mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar dan aku berharap aku (kelak dikumpulkan) bersama mereka meskipun aku tdk beramal sebagaimana amalan sholeh mereka” (HR Al-Bukhari no 3688).

 Ditulis oleh Ustadz Firanda Andirja MA حفظه الله تعالى

┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈

Jika Engkau Melihat Seseorang Terbongkar Aibnya

Pengalaman menunjukan bahwasanya seseorang tidaklah terbongkar aibnya pada saat pertama kali melakukan dosa, karena Allah adalah As-Sittiir (yang menutupi aib-aib hambaNya). Allah akan menundanya dan membiarkannya serta memberikan kesempatan kepadanya untuk sadar dan bertaubat..

Karenanya jika engkau melihat ada seseorang telah dibongkar aibnya dan dipermalukan oleh Allah dihadapan khalayak maka ketahuilah..

ia telah berdosa…
lalu berdosa lagi dengan dosa yang sama…
lalu berdosa kembali...
hingga suatu saat akhirnya Allah-pun membongkarnya dan mempermalukannya.

Karenanya akhi..
janganlah kau terpedaya tatkalau kau bermaksiat lantas engkau tidak ketahuan melakukannya..

memang benar saat ini engkau tidak ketahuan..
Allah masih memberi kesempatan kepadamu..
akan tetapi siapakah yang menjamin bahwasanya suatu saat aib dan dosa yang kau sembunyikan ini tidak akan terbongkar..???

maka waspadalah dan bertaubatlah kepada Allah sebelum kau dipermalukan di dunia, sebelum dipermalukan di akhirat…

Yaa Allah ampuni hamba-hambaMu ini… tutupilah dan sembunyikanlah aib dan dosa-dosa kami…

آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Ustadz Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى.

Antara Dokter Dan Ustadz

Ust Firanda Andirja, MA -hafizhahullah-

Jika menjadi dokter beresiko…, maka demikian juga menjadi da’i/ustadz maka lebih sangat beresiko. Jika sang dokter salah memberi resep bisa semakin memperparah derita pasien atau bahkan menyebabkannya meninggal…

Maka demikian juga jika ustadz salah memberi fatwa… tergesa-gesa… tidak menganalisa terlebih dahulu… maka bisa menyesatkan di dunia dan di akhirat menyebabkan penderitaan di akhirat.

Maka sungguh wajar jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang para ustadz yang demikian :

فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
“Mereka ditanya, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan” (HR Al-Bukhari no 100 dan Muslim no 2673)

Maka jika masyarakat marah tatkala melihat dokter yang materialistis (padahal dokter bekerja mencari penghasilan…) apalagi sampai salah memberi resep…

Maka masyarakat lebih utama untuk marah kepada ustadz yang
materialistis (yang memasang tarif, apalagi tarif yang tinggi…!!!), apalagi sampai berfatwa menyesatkan umat atau membela firqoh sesat…!!

Tentunya seorang dai/ustadz yang telah berusaha dan berijtihad lantas salah dalam fatwanya, maka ustadz seperti seharusnya dimaafkan oleh masyarakat.

Maka demikian pula seorang dokter yang sudah berusaha menganalisa penyakit, bahkan mungkin bermusyawarah dengan para dokter yang lain, kemudian ternyata salah memberi resep atau salah mengambil tindakan, maka dokter ini bukan hanya dimaafkan akan tetapi juga dihargai atas usahanya, sebagaimana ustadz yang salah berfatwa namun dibangun diatas ijtihad dan usaha, maka ia mendapatkan satu pahala.

Jika Ustadz tidak ada yang maksum, maka terlebih lagi dokter tidak ada yang analisanya selalu tepat dan benar !!!, Apalagi kesembuhan hanya dari Allah…sebagaimana hidayah hanya milikNya…

– – – – – •(*)•- – – – –

Ketampanan Bukanlah Segalanya

Banyak wanita cantik yang suaminya tidak tampan membuktikan bahwa ternyata ketampanan lelaki bukanlah nomer satu bagi para wanita….
Bahkan bisa jadi nomer ke 4 atau ke 10..…

Ketampanan bisa terkalahkan terkalahkan dengan budi pekerti, atau harta, atau kedudukan…

Seorang istri tidak begitu membutuhkan ketampanan anda…
Akan tetapi membutuhkan anda untuk menjadikannya merasa bahwa ia adalah nomer 1 di hati anda…

Pintarlah para suami bertutur kata…bermanis-manis kata…romantis, dll
Ingatlah wanita senang untuk dipuji…
Pujilah kecantikannya…
Pujilah masakannya…
Pujilah dia karena Allah…

Yang memerintahkan untuk menciptakan kehidupan harmonis dan agamis dalam keluarga…

Pujilah dia niscaya dia akan lebih mencintaimu dan lebih menservismu

 Ditulis oleh Ustadz Firanda Andirja MA حفظه الله تعالى

┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈

Kematian Bukanlah Peristirahatan Terakhir

Penyair berkata :

فَلَوْ أَنَّا إِذَا مِتْنَا تُرِكْنَا ** لَكَانَ الَموْتُ رَاحَة كُلِّ حَيٍ
ولكنّا إذا متنا بُعثنا ** ونُسأل بعده عن كل شيءٍ

“Jikalau setelah mati kita dibiarkan…

Tentulah kematian adalah peristirahatan bagi setiap yg hidup…

Akan tetapi setelah mati kita akan dibangkitkan…

Lalu kita akan ditanya tentang seluruh yg pernah kita lakukan…”
Lakukanlah apa yg anda kehendaki…

Ucapkanlah dan tulislah apa yg engkau sukai…

Namun siapkanlah jawaban yang tepat atas segala pertanyaan pada persidangan akhirat….

Kematianmu bukanlah awal peristirhatnmu akan tetapi awal dari pertanggung jawabanmu !!!

By: Ust. Firanda Andirja

Akhlaq Yang Indah

Kecantikan paras wanita merupakan dambaan dan impian seorang suami, akan tetapi kenyataannya akhlak seorang wanita lebih mendominasi kecantikannya di mata suami.
Jika akhlaknya buruk maka pudarlah kecantikan dan indahnya paras tersebut…

Apa manfaatnya paras yang cantik jika hari-hari dipenuhi dengan teriakan suara istri…
Yg tidak pernah bersyukur…
banyak menuntut…
tidak menurut… dll

Sebaliknya dengan indahnya akhlak seorang istri maka sangat bisa memoles dan mempercantik parasnya di mata suaminya…

Lebih indah lagi paras yang cantik dihiasi dengan keindahan akhlak….

Jika sang istri telah tua dan mengeriput…
maka yang tersisa di mata suaminya hanyalah
akhlak yang indah…
yang tidak akan terlupakan…
yang menjadikan sang suami setia…
dan mungkin tidak akan pindah ke lain hati…

– – – – – •(*)•- – – – –

KEBINGUNGAN KRISTEN DALAM MEMAHAMI TRINITAS

Ust. Firanda Andirja, حفظه الله

Kesalahan trinitas Konsep “trinitas”, yaitu Tuhan Maha Esa/Tunggal akan tetapi terdiri dari tiga anggota, namun ketiga anggota tersebut pada hakekatnya hanya satu.

Konsep ini ternyata sulit untuk dijelaskan dengan logis oleh kaum Kristen, jangankan orang awam mereka, bahkan para pendeta merekapun sulit untuk menjelaskan konsep ini. Akan tetapi konsep ini tetap terpelihara dalam kaum Kristen karena ditanamkan dalam bentuk doktrin yang harus diimani oleh setiap pengikut Kristen !!!

Sungguh tidak ada kaum yang lebih bingung dari kaum Kristen dalam menjelaskan tentang prinsip dasar aqidah mereka. Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
ولهذا قال طائفة من العقلاء: إن عامة مقالات الناس يمكن تصورُها إلا مقالة النصارى، وذلك أن الذين وضعوها لم يتصوروا ما قالوا، بل تكلموا بجهل، وجمعوا في كلامهم بين النقيضين ولهذا قال بعضهم: لو اجتمع عشرة نصارى لتفرقوا عن أحدَ عشرَ قولاً. وقال آخر: لو سألت بعض النصارى وامرأته وابنه عن توحيدهم لقال الرجل قولاً، وامرأته قولاً آخر، وابنه قولاً ثالثاً

“Karenanya sekelompok kaum intelektual berkata : Umumnya aqidah-aqidah masyarakat bisa tergambarkan maksudnya kecuali aqidahnya kaum Nashoro. Hal ini disebabkan karena orang-orang yang membuat aqidah ini tidak paham apa yang mereka katakan, akan tetapi mereka berbicara tentang aqidah mereka di atas kebodohan. Mereka telah mengumpulkan dua hal yang kontradiksi dalam pernyataan aqidah mereka.

Karenanya sebagian orang berkata : Jika ada 10 orang Nahsoro berkumpul (untuk menggambarkan hakekat aqidah mereka-pen) maka akan muncul 11 pendapat. Ada juga yang berkata : Kalau engkau bertanya kepada sebagian keluarga Nashoro, kau tanyakan kepada istri dan anaknya tentang hakekat tauhid mereka maka sang suami memiliki pendapat, sang istri punya pendapat lain, dan sang anak juga memiliki pendapat yang lain” (Al-Jawaab As-Shahih 2/155)

Baca selengkapnya di :
http://www.firanda.com/index.php/artikel/aqidah/555-kebingungan-kristen-dalam-memahami-trinitas

===========

Ketika Terluput Perkara Dunia

Ust. Firanda Andirja, حفظه الله

Hati kita sering sangat sedih tatkala terluput atau kehilangan perkara dunia…bahkan terkadang hanya karena perkara dunia yang bernilai sedikit…, namun seringkah kita bersedih tatkala terluput atau lalai dari beramal akhirat?? Bukankah dunia fana dan akhirat abadi?.

Sungguh diantara kita ada yang jika terlambat sholat berjama’ah maka ia santai saja sama sekali tidak bersedih..?? Ibnul Qoyyim berkata :

واللهِ لَوْ أَنَّ الْقُلُوْبَ سَلِيْمَةٌ لَتَقَطَّعَتْ أَسَفًا مِنَ الْحِرْمَانِ

((Demi Allah kalau seandainya hati kita itu bersih maka akan terasa tercabik-cabik tatkala kita terhalangi dari suatu kebaikan))

Sungguh benar perkataan Ibnul Qoyyim, kalau seandainya hati kita bersih tentunya kita akan sangat bersedih tatkala ketinggalah sholat berjama’ah…bahkan tercabik-cabik…, akan tetapi…???!!
Yaa Allah bersihkanlah hati kami ini…

Menggoda Melalui Mimpi

Ust Firanda Andirja, حفظه الله

Jika syaitan gagal menggodamu tatkala kamu terjaga maka ia tidak putus asa untuk menggodamu melalui mimpi.

Maka ia akan mengingatkanmu tentang kekasih lamamu…dengan tujuan untuk mengikis cintamu kpd istri/suamimu…

Ia menggambarkan bahwa si fulan/sahabatmu telah berniat jahat, agar engkau membencinya…

Ia mengingatkanmu tentang kemaksiatan yg dulu sering engkau lakukan, padahal engkau telah lama meninggalkannya, agar engkau kembali rindu untuk bermaksiat…

Maka janganlah lupa untuk berdoa sebelum tidur… Musuhmu iblis sungguh tdk pernah lelah untuk menyesatkanmu… Ia adalah musuh yg sangat berpengalaman…akan tetapi perlindungan Allah yg lebih hebat

(Seorang gitaris yang saya kenal sudah 10 tahun meninggalkan gitar, akan tetapi masih sering ia mimpi bermain gitar melatunkan lagu-lagu lama, yang sebenarnya telah ia lupakan)

– – – – – •(*)•- – – – –

Janganlah Terpedaya

Sebagian orang menyangka telah mantap tauhidnya, padahal ia terjerumus dalam beraneka ragam kemaksiatan.

Dalam hatinya berkata, “Yang penting saya tidak berbuat kesyirikan..!!! Yang penting saya tidak melakukan bid’ah..!!!

Padahal bukankah para ulama telah menjelaskan bahwasanya yang melunturkan tauhid seseorang adalah 3 perkara, syirik, bid’ah dan dosa.

Lihatlah para sahabat yang memiliki tauhid yang tinggi, apakah mereka adalah kaum yang menyepelekan dosa-dosa ??

Bahkan mereka adalah kaum yang sangat takut kepada dosa-dosa…

Barang siapa yang sering terjerumus dalam dosa menunjukan lemahnya tauhidnya..

Ibnu Rojab Al-Hanbali berkata :

وإنما تنشأ الذنوب من محبة ما يكرهه الله أو كراهة ما يحبه الله وذلك ينشأ من تقديم هوي النفس على محبة الله تعالى وخشيته وذلك يقدح في كمال التوحيد الواجب فيقع العبد بسبب ذلك في التفريط في بعض الواجبات وارتكاب بعض المحظورات

“Hanyalah timbul dosa-dosa dikarenakan mencintai apa yang dibenci oleh Allah atau membenci apa yang dicintai oleh Allah, yang hal ini timbul dari sikap mendahulukan hawa nafsu daripada kecintaan dan rasa takut kepada Allah ta’aala..

Hal ini mencoreng kesempurnaan tauhid yang wajib, maka dikarenakan hal ini terjatuhlah seorang hamba pada bentuk meninggalkan sebagian kewajiban dan melakukan sebagian hal-hal yang dilarang..”

[Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam, 2/347]

Ditulis oleh,
Ustadz Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى.