Category Archives: Muflih Safitra

Mau Tahu Kunci Besar Mengubah Istri Lebih Baik..?

Masih dalam pertanyaan, bagaimana ya Ustadz mengubah perilaku istri saya? Sangat sulit mengajaknya menjadi lebih baik.

Saya katakan:
Di antara kunci besar mengubahnya adalah “mengubah perilaku suami terlebih dahulu.”
Kita ingin istri berubah tapi kita mengajaknya dengan cara memarahi, membentak, membanting, cemberut dan semua hal yang tidak membuatnya senang mengikuti apa yang kita mau.

Tentu akan susah jadinya, KARENA KALAUPUN DIA BERUBAH MAKA ITU KARENA TERPAKSA.

Cobalah mengubahnya dengan cara memperbaiki cara kita sendiri ketika mengajaknya.
Lakukan ini:
1- Rangkul dari punggung dan pegang lengan atasnya.
2- Gelantungkan tangan ke atas pundaknya.
3- Lihat-lihat kapan kita bicara. Kalau dia sedang sibuk, sedih, marah, anak menangis, anak cerewet, maka stop, tunda dulu lisan dan ungkapan kemarahan.
4- Buat suasana pembicaraan menyenangkan, seperti saat jalan-jalan atau makan-makan.

Kalau itupun belum bisa kita lakukan, maka jangan keluhkan istri, tapi diri kita dulu.

Tapi, teman saya sudah banyak yang membuktikannya.
Perilakunya yang lebih baik kepada istrinya membuat sang istri lebih mudah diajak berubah.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Ditulis di Saudi Airline
Diposting di Jeddah menuju Madinah
9 Rabi’ul Awwal 1438 H
_________________________
Muflih Safitra,  حفظه الله تعالى 

RAMADHAN Memang Bukan Istri…

Mari sejenak kita bayangkan jika ditinggal suami atau istri selama 11 bulan.
Saya kira, secara umum setiap dari kita akan sedih dan kesepian.
Hari-hari seperti kosong tanpa teman yang menjadi tempat menceritakan isi hati dan menumpahkan perasaan.
Tidak ada yang memberi semangat dan menemani dalam keceriaan.
Tidak ada yang tulus mengingatkan dan meluruskan ketika ada kelalaian.

Ramadhan memang tidak seperti seorang pasangan atau teman.
Ramadhan hanyalah waktu berdurasi satu bulan.
Tapi, ia bukan waktu yang tak punya keutamaan.
Ramadhan adalah masa yang sangat singkat untuk beribadah dengan pahala dilipatgandakan.

Saya tak tahu apakah Anda juga merasakan apa yang saya rasakan.
Bagi saya, Ramadhan itu mengecharge iman.
Bagi saya, Ramadhan itu membangkitkan semangat berjalan ke masjid dan mengisi shaf terdepan.
Ramadhan memberi spirit untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an.
Ramadhan itu membantu menjaga lisan dan pandangan.
Ramadhan menjadikan diri ini semakin dermawan.

Kalau hal yang sama Anda rasakan, masya Allah kita mungkin sama-sama dirundung kerinduan, karena hari ini kita berpisah lagi dengannya hingga 11 bulan.

Lebih menyedihkan, kita tidak tahu apakah masih ada nafas untuk bertemu dengannya lagi tahun depan.

Muflih Safitra, حفظه الله تعالى