Nikmat dari Allah berupa, anak istri, harta benda, karib kerabat dan lain-lainnya ghalibnya selalu kita anggap biasa dan tiada bermakna, kecuali bila nikmat-nikmat itu diambil oleh Allah, barulah kita sadar betapa berharganya nikmat titipan Ilahi tersebut..
Nikmat sehat kan terasa manakala sakit..
nikmat harta, pangkat dan jabatan kan begitu terasa manakala ia telah tiada..
nikmat sahabat, sanak saudara dan pasangan hidup akan selalu dikenang dan dirindu manakala mereka satu persatu pergi meninggalkan kita, pergi untuk tidak kembali lagi..
Pernikahan adalah nikmat besar yang tidak diberikan pada seluruh manusia, namun sayangnya sedikit sekali yang sadar bahwa itu nikmat besar, kecuali bila telah dipisahkan dengan kematian ataupun perceraian..
Alih-alih dapat pasangan baru yang sempurna diimpi-impikan bak pangeran dan putri turun dari kayangan, baru seminggu dua minggu menikah… barulah ia tau bahwa yang telah pergi meninggalkannya jauh lebih baik dan bernilai dari pahitnya apa yang dia reguk kini..
So, jagalah hati pasanganmu dengan akhlak dan budi pekerti mulia, dan syukuri dia yang telah dititipkan menjadi garis takdirmu. Pejam mata dengan sedikit kekhilafannya, daripada menenggak pahitnya penyesalan perpisahan dengannya kelak di kemudian hari..
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى