All posts by BBG Al Ilmu

Rahasia Menakjubkan Tentang Seorang Sahabat Nabi Shollallahu ‘Alayhi wa Sallam

Sungguh dia bukan seorang yang fakir seperti Abu Dzar atau Abu Huroiroh, tapi dia lebih mulia dari mereka..

Dia juga bukan orang yang banyak mendapat siksaan, seperti Khobbab atau Bilal, atau Yasir, atau Sumayyah… tapi dia lebih utama dari mereka..

Dia tidak pula terluka dalam peperangan sebagaimana terlukanya Tholhah, atau Abu Ubaidah, atau Kholid bin Walid… tapi dia lebih afdhol dari mereka..

Dia bukan orang yang mati syahid di jalan Allah sebagaimana ‘Umar bin Khottob, atau Hamzah bin ‘Abdil Muttholib, atau Mush’ab bin Umair, atau Sa’ad bin Mu’adz… tapi dia lebih mulia dari mereka..

RAHASIA apa yang menjadikannya sangat mulia..?!

Mari kita simak penuturan Bakr bin Abdullah al-Muzani rohimahullah, seorang ulama dari generasi tabi’in tentang rahasia di balik ini, dia mengatakan:

“Abu Bakar tidaklah mengungguli mereka dengan banyaknya amalan sholat ataupun puasa, namun dengan sesuatu yang meresap sempurna di dalam hatinya..”

Ternyata rahasianya adalah AMALAN HATI, itulah yang menyampaikan beliau kepada kedudukan yang begitu tinggi dan mulia.

Amalan hati itulah yang menjadikan iman beliau lebih berat meski ditimbang dengan iman penduduk bumi seluruhnya, sebagaimana dikatakan oleh Sahabat ‘Umar -rodhiallohu ‘anhu-.

Kita semua tahu, bahwa iman adalah amalan hati, perkataan lisan, dan amalan anggota badan.. Sayangnya, seringkali usaha kita bertumpu pada bentuk lahir sebuah amalan, namun kita lupakan inti dan pokoknya, yakni amalan hati.

Pada setiap ibadah: ada inti dan ada bentuk lahir.

Bentuk lahir sholat adalah ruku’, sujud, dan rukun-rukun yang lainnya.. sedang intinya: kekhusyu’an.

Bentuk lahir puasa adalah menahan diri dari semua pembatalnya mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.. sedang intinya: ketakwaan.

Bentuk lahir haji adalah towaf, sa’i, wukuf di arofah, mabit di muzdalifah, melempar jumroh, dst… sedang intinya: mengagungkan syiar-syiar Allah

Bentuk lahir ibadah do’a adalah mengangkat tangan, menghadap kiblat, kata-kata munajat dan permohonan.. sedang intinya: perasaan butuh dan bergantung kepada Allah.

Bentuk lahir amalan dzikir adalah bacaan tasbih, tahlil, takbir, hamdalah, dst… sedang intinya: mengagungkan Sang Pencipta, dan hadirnya rasa cinta, takut, dan berharap kepadaNya.

Yang terpenting dari itu semua adalah amalan hati, baru kemudian amalan luarnya.

Karena, kelak yang akan tersingkap adalah semua rahasia. [QS. At-Thoriq:9]

Kelak, yang akan disingkap adalah hati yang ada di dalam dada.. [QS. Al-Adiyat:10].

Kelak, tidaklah selamat, kecuali orang yang mendatangi Allah dengan hati yang suci.. [QS. Asy-Syu’aro’:89]

Kelak, tidaklah masuk surga, kecuali orang yang takut kepada Allah yang maha penyayang saat menyendiri, dan dia datang dengan hati yang bertaubat.. [QS. Qof:33]

Jika jarak di dunia ini bisa ditempuh dengan langkah kaki… maka jarak di akherat bisa ditempuh dengan langkah HATI..

Terjemahan dari status berbahasa arab oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

0705251612

1393. Kapan Membaca DZIKIR Dahsyat Ini..?

Pertanyaan:

Assalamu’alaykum warohmatullahi wabarokatuh Ustadz, baarakallahu fiikum Ustadz. Maaf Ustadz, mau menanyakan sbb:

1. Apa derajat hadits berikut dan apakah boleh dirutinkan ?

2. Dibacanya kapan saja Ustadz ? Diulang-ulang atau sekali saja setiap sore dan pagi ? Syukron Ustadz

Suatu saat Nabi -shollallohu alaihi wasallam- melihat Abu Umamah -rodhiallohu anhu- menggerakkan bibirnya, maka beliau bertanya: “Apa yang sedang kau baca wahai Abu Umamah”.

Dia menjawab: “Aku sedang berdzikir kepada Allah”.

Beliau mengatakan: “Maukah aku tunjukkan kepadamu dzikir yang pahalanya LEBIH BANYAK dari dzikirmu selama SEHARI SEMALAM ?

Kemudian beliau mengajarinya dzikir di bawah ini, dan beliau berpesan ajarkanlah dzikir ini kepada orang-orang setelahmu.

[HR Ath-Thobroni dalam Kitab Al Mu’jam Al Kabir no 7930, Hadits dishohihkan oleh Syeikh Albani dalam Shohihul Jami’: 2615].

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِلْءَ مَا خَلَقَ،

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَدَدَ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ،

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَدَدَ مَا أَحْصَى كِتَابُهُ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِلْءَ مَا أَحْصَى كِتَابُهُ،

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَدَدَ كُلِّ شَيْءٍ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِلْءَ كُلِّ شَيْءٍ.

سُبْحَان الِله عَدَدَ مَا خَلَقَ، وَسُبْحَان الِله مِلْءَ مَا خَلَقَ،

وَسُبْحَان الِله عَدَدَ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ،

وَسُبْحَان الِله عَدَدَ مَا أَحْصَى كِتَابُهُ، وَسُبْحَان الِله مِلْءَ مَا أَحْصَى كِتَابُهُ،

وَسُبْحَان الِله عَدَدَ كُلِّ شَيْءٍ، وَسُبْحَان الِله مِلْءَ كُلِّ شَيْءٍ.

Jawaban:
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

1. Shahiih, in-syaa Allah

2. Terserah, karena gak ada ketentuannya.

Wallahu a’lam

da050716-23:38

Keselamatan Hakiki… Sudahkah Anda Meraihnya ?

يَقُولُ حَذَّاء اللَّفَاف: قَالَ رَجُلٌ لِحَاتِمٍ الْأَصَمِّ: مَا تَشْتَهِي؟، قَالَ: ” أَشْتَهِي عَافِيَةَ يَوْمٍ إِلَى اللَّيْلِ “، قُلْتُ لَهُ: أَلَيْسَتِ الْأَيَّامُ كُلُّهَا عَافِيَةً؟، قَالَ: ” إِنَّ عَافِيَةَ يَوْمِي أَنْ لَا أَعْصِي اللهَ فِيهِ “

Hadzdzaa’ Al-Laffaaf berkata : Ada seseorang berkata kepada Haatim Al-Ashom, “Apa yang engkau hasratkan..?”. Ia menjawab, “Aku berhasrat keselamatan hari ini hingga malam hari nanti..” Akupun berkata kepada Hatim, “Bukankah seluruh hari-harimu keselamatan..?”, Haatim berkata, “Sesungguhnya keselamatan hariku adalah hari dimana aku sama sekali tidak bermaksiat kepada Allah pada hari tersebut..” (Atsar diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman no 6858)

Tiada hari tanpa kemaksiatan..
mata bermaksiat..
lisan bermaksiat..
hati bermaksiat..

sungguh indah jika kita bisa melalui hari-hari tanpa kemaksiatan..
sungguh kemaksiatan akan menghilangkan keselamatan dan mendatangkan bencana di dunia dan akhirat..

Siapa diantara kita yang merasa aman dan selamat dari adzab akhirat jika hari-hari kita isi dengan kemaksiatan..? sementara Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam takut kepada adzab akhirat jika beliau bermaksiat..??

إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

“Sesungguhnya jika aku bermaksiat kepada Tuhanku, sungguh aku takut akan siksa hari yang besar (kiamat)..” (QS Yuunus : 15)

قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku bermaksiat kepada Tuhanku..” (QS Al-An’aam : 15)

Ditulis oleh,
Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى

2210141354

Agar Tidur Menjadi Pahala…

Berwudlulah sebelum tidur..
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من بات طاهرا بات في شعاره ملك فلم يستيقظ إلا قال الملك اللهم اغفر لعبدك فلان فإنه بات طاهرا

“Barang siapa yang bermalam dalam keadaan suci, maka malaikat bermalam dalam selimutnya. Tidaklah ia bangun kecuali malaikat itu berdo’a, “Ya Allah, ampunilah hambaMu fulan itu, karena ia bermalam dalam keadaan suci..” (HR ibnu Hibban dan dishohihkan oleh syaikh Al AlBani).

Niatkan sholat malam..
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ما من عبد يحدث نفسه بقيام ساعة من الليل فينام عنها الا كان نومه صدقة تصدق الله بها عليه وكتب له اجر ما نوى .

“Tidak ada seorang hambapun yang berniat sholat malam, lalu ia tertidur darinya, maka tidurnya menjadi shodaqoh untuknya, dan ditulis untuknya pahala niatnya tersebut..” Dishohihkan oleh syaikh Al AlBani.

Jangan lupa berdzikir sebelum tidur..
Tidur menjadi pahala… Alhamdulillah…

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

0712152151

Beberapa Bentuk Sholat Sunnah WITIR dan Bacaan Dzikir Setelahnya…

JUMLAH ROKA’AT dan CARA PELAKSANAAN SHOLAT SUNNAH WITIR
.
Witir boleh dilakukan SATU, TIGA, LIMA, TUJUH atau SEMBILAN roka’at. Berikut rinciannya.
.
⚉   PERTAMA: Witir dengan SATU roka’at. (HR. Abu Daud no. 1422. Syaikh Al Albani mengatakan Shohih)
.
⚉   KE-DUA: Witir dengan TIGA roka’at.
.
Di sini boleh dapat dilakukan dengan dua cara:
[1] TIGA roka’at, sekali salam. (HR. Al Baihaqi)
[2] Mengerjakan DUA roka’at terlebih dahulu kemudian salam, lalu ditambah SATU roka’at kemudian salam. (HR. Ahmad 6/83). Cara kedua ini lebih utama, simak di SINI untuk penjelasannya.
.
⚉   KE-TIGA: Witir dengan LIMA roka’at.
.
Cara pelaksanaannya adalah dianjurkan mengerjakan LIMA roka’at sekaligus dan tasyahud pada roka’at kelima, lalu salam. (HR. Muslim no. 737)
.
⚉   KE-EMPAT: Witir dengan TUJUH roka’at.
.
Cara pelaksanaannya adalah dianjurkan mengerjakannya tanpa duduk tasyahud kecuali pada roka’at KE-ENAM. Setelah tasyahud pada roka’at KE-ENAM, tidak langsung salam, namun dilanjutkan dengan berdiri pada roka’at KE-TUJUH. Kemudian tasyahud pada roka’at KE-TUJUH dan salam. (HR. Muslim no. 746)
.
⚉   KE-LIMA: Witir dengan SEMBILAN roka’at.
.
Cara pelaksanaannya adalah dianjurkan mengerjakannya tanpa duduk tasyahud kecuali pada roka’at KE-DELAPAN. Setelah tasyahud pada roka’at KE-DELAPAN, tidak langsung salam, namun dilanjutkan dengan berdiri pada roka’at KE-SEMBILAN. Kemudian tasyahud pada roka’at KE-SEMBILAN dan salam. (HR. Muslim no. 746) Dalil yang sama berlaku untuk 7 dan 9 Roka’at Witir.

Ingin ILMU Anda Menyebar… Kucinya: AMALKAN Ilmu Itu..!

Ibnul Jauzi -rohimahulloh- (w 597 H) mengatakan:

“Aku banyak bertemu para syeikh, keadaan mereka berbeda-beda, keilmuan mereka juga bertingkat-tingkat. Namun yang PALING BERMANFAAT BAGIKU dalam bergaul dengannya adalah orang yang MENGAMALKAN ILMUNYA, meskipun ada yang lebih alim dari dia.

Aku juga telah bertemu para ulama hadits, mereka punya hapalan dan keilmuan, namun mereka bermudah-mudahan dalam GHIBAH yang mereka legalkan dengan label ‘JARH WAT TA’DIL’. Mereka juga mengambil upah dari bacaan hadits, dan segera menjawab pertanyaan agar terjaga namanya, meski dia jatuh dalam kesalahan.

Aku juga telah bertemu dengan Abdul Wahhab Al Anmathi, dia dulu berjalan di atas ‘aturan’ SALAF, ghibah TIDAK PERNAH terdengar di majlisnya, tidak pula mengambil upah dari kegiatan memperdengarkan haditsnya. Dan aku pernah membaca hadits roqo’iq di depannya, maka diapun menangis, dan menangis lama, sehingga tangisan itu MERASUK ke dalam hatiku -padahal saat itu aku masih kecil-, dan membangun pilar-pilar akhlak (dalam jiwaku). Dia memang serupa dengan ciri-cirinya para syeikh yang sifat-sifat mereka kami dengar dari nukilan (kitab).

Aku juga telah bertemu dengan Abu Manshur Al Jawaliki. Dia banyak diam, sangat berhati-hati dalam ucapannya, sangat kuat ilmunya, dan muhaqqiq. Namun begitu, kadang ketika ditanya masalah yang mudah, yang sebagian muridnya akan segera menjawabnya, dia berhenti menjawabnya hingga yakin dengan jawabannya. Dia itu banyak puasa dan pendiam.

Manfaat yang kudapatkan dengan melihat dua orang ini -Al Anmathi dan Al Jawaliqi-, lebih banyak dari manfaat yang kuambil dari selain dua orang ini. Sehingga dari keadaan ini aku paham, bahwa petunjuk dengan tindakan lebih kuat pengaruhnya daripada petunjuk dengan ucapan.

Aku juga melihat para syeikh yang memiliki banyak waktu berkholwat (dengan teman-temannya) untuk nyantai dan canda. Akibatnya mereka jauh dari hati manusia, dan keteledoran mereka itu mencerai-beraikan kembali ilmu yang sudah mereka kumpulkan, sehingga ketika hidupnya, mereka kurang bermanfaat, dan ketika meninggalnya mereka dilalaikan, dan HAMPIR TIDAK ADA SEORANG PUN yang tertarik dengan kitab-kitab mereka.

Maka… hendaklah kalian MENJAGA ILMU DENGAN AMAL, karena ini merupakan pokok yang paling mendasar. Sungguh orang yang paling kasihan adalah orang yang menyia-nyiakan umurnya dalam ilmu yang tidak diamalkan, hingga hilang darinya kenikmatan dunia dan kebaikan akhirat, lalu dia datang merugi (di akhirat), padahal dia harus menanggung hujjah yang kuat terhadapnya”. [Shoidul Khothir 108-109].

===========

Subhanallah.. ini di zaman beliau, bagaimana jika beliau hidup di zaman ini?!.. Ghibah dengan label ‘tahdzir dan nasehat’ di mana-mana.. Banyak orang berilmu, tapi tidak tampak sama sekali pada akhlaknya..

Bahkan, dalam masalah hukum syariat; tidak hanya yang punya ilmu, YANG MODAL NONGOL di TV pun, berlomba-lomba untuk membicarakan HUKUM ALLAH.

Seandainya mereka merenungi bahwa berbicara HUKUM SYARIAT dalam sebuah masalah, itu sama saja mengabarkan hukum hal tersebut ATAS NAMA ALLAH, tentunya mereka akan diam seribu bahasa.

Wallohul mustaan.. semoga Allah memperbaiki keadaan umat ini, dan menuntun mereka semakin dekat kepada syariat-Nya.

Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

Mengatasi Rasa UJUB Yang Muncul Setelah Melakukan Perbuatan Baik

Ketika kita telah melakukan perbuatan baik, kadang timbul rasa ujub dan sombong, bagaimana mengatasinya ? apakah ada dzikir tertentu..?

Simak penjelasan Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى berikut ini : (tunggu hingga audio player muncul dibawah ini:

da0212141338

Bisnis PALING Menguntungkan Yang Banyak DILALAIKAN..!

Sebagaimana kita tahu dalam rumus dasar bisnis; gunakanlah modal semurah mungkin untuk meraih keuntungan sebesar mungkin.

Tahukah Anda, bahwa ternyata hal itu sangat mudah kita lakukan dalam kehidupan ini.

Sadarkah Anda bahwa dunia SANGAT murah di mata Allah.. Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

“Seandainya dunia ini sama nilainya di sisi Allah dengan SAYAP NYAMUK, tentu Allah tidak akan memberi seorang kafir pun minuman walaupun HANYA seteguk.”

Camkanlah, betapa kecilnya ‘sayap nyamuk’, dan dunia lebih sedikit nilainya dari itu.

Sebaliknya surga Allah itu sangat mahal, sebagaimana sabdanya:

“Ingatlah, bahwa barang DAGANGAN Allah itu MAHAL. Ingatlah bahwa barang dagangan Allah itu SURGA.”

Beliau juga menyabdakan:

“Sungguh, ‘tempat cambuk’ salah seorang dari kalian di surga, itu lebih baik dari DUNIA SEISINYA.”

Dan membeli kehidupan AKHERAT (surga) yang sangat mahal tersebut dengan modal kehidupan DUNIA yang sangat murah merupakan BISNIS yang paling menguntungkan yang dilalaikan banyak orang.

Banyak orang melewatkan kesempatan emas ini dalam hidupnya, apakah Anda juga ingin melewatkan kesempatan tersebut ? Saya yakin Anda tidak akan mengikuti mereka.

Oleh karenanya, mulailah dari sekarang untuk berusaha menggunakan SEMUA kenikmatan yang ada pada Anda untuk membeli kenikmatan akherat… tentunya dengan tetap melandasi setiap amalan dengan IKHLAS dan mengikuti SUNNAH Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam.

Semoga taufiq Allah selalu menyertai kita… amin.

Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

da0107140605