All posts by BBG Al Ilmu

MENGAKU SALAH Jauh Lebih Baik dan Terhormat

Mengaku salah jauh lebih baik dan terhormat… daripada berusaha membenarkan yang salah karena kita tidak mampu menjalankannya, atau tidak mau meninggalkannya.

=====

Misalnya ketika anda merasa berat memanjangkan jenggot, atau terpaksa harus mencukurnya sampai habis karena sesuatu hal, maka jangan berusaha mencari pembenaran untuk hal itu.

Tapi hendaklah anda mengakui kesalahan itu, agar diri anda terdorong untuk selalu memohon ampun atas kesalahan itu, dan agar pada saatnya nanti anda bisa meninggalkan kesalahan itu.

Syeikh Ali Thontowi -rohimahulloh- pernah mengatakan, ketika beliau belum bisa memanjangkan jenggotnya:

“Adapun masalah memangkas habis jenggot (yang kulakukan), maka demi Allah aku tidak akan mengumpulkan pada diriku (dua keburukan, yakni); perbuatan buruk dan perkataan buruk, Aku tidak akan menyembunyikan kebenaran karena aku menyelisihinya, aku juga tidak akan berdusta atas nama Allah dan berdusta kepada manusia.

Aku mengakui bahwa diriku salah dalam hal ini, sungguh aku telah berusaha berkali-kali untuk meninggalkan kesalahan ini, tapi aku kalah oleh nafsu syahwatku dan kekuatan adat (masyarakat).

Dan aku terus memohon kepada Allah agar memberikan pertolongan kepada diriku sehingga aku bisa memanjangkannya, dan mintalah kalian kepada Allah agar aku bisa memanjangkannya, karena do’a seorang mukmin kepada mukmin lainnya -jika dilakukan tanpa sepengetahuannya-; tidak akan ditolak in-syaAllah”

[Kitab: Ma’an Nas, karya: Sy. Ali Thontowi, hal: 177-178].

Dan alhamdulillah di akhir hayatnya, beliau bisa memanjangkan jenggotnya.. Lalu beliau menjelaskan hal itu dalam catatan kaki pada halaman tersebut, beliau mengatakan:

“Dan Allah telah memberikan pertolongannya kepadaku (untuk memanjangkannya), maka hanya bagi-Nya segala pujian”

Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA,  حفظه الله تعالى

2511160631

Bagaimana Caranya Agar Hati Bisa IKHLAS Terus ..? Adakah Do’anya..?

Kupas Tuntas Tentang (KTT) DO’A. Simak penjelasan Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى berikut ini :

(tunggu hingga audio player muncul dibawah iniIkuti terus channel : https://telegram.me/bbg_alilmu

Artikel terkait (KLIK Link dibawah ini) :
DAFTAR KOMPLIT Artikel Kupas Tuntas Tentang (KTT) DO’A…

Apa Yang Kita Cari Dalam Hidup Ini..?

Kita hidup di gunung merindukan​ pantai…
Kita hidup di pantai merindukan​ gunung…

Kalau kemarau kita tanya kapan hujan..
Di musim hujan kita tanya kapan kemarau..

Diam di rumah pengennya pergi…
Setelah pergi pengennya pulang ke rumah…

Waktu tenang cari keramaian…
Waktu ramai cari ketenangan…​

Ketika masih bujang mengeluh kepengen nikah, Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya hidup dan pendidikan…

Ternyata SESUATU itu tampak indah karena belum kita miliki…

Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, tapi mengabaikan​ apa yang sudah kita miliki…

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR…
dengan rahmat yang sudah kita miliki…

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini..??
Menutupi telapak tangan saja sulit…

Tapi kalo daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutupla​h “BUMI” dengan Daun,

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana
Bumi inipun akan tampak buruk…

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil…

Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku…

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkanNYA…

Karena hidup adalah :
WAKTU yang dipinjamkan,
dan HARTA adalah Amanah yang dipercayakan…
yang semua itu akan di mintai pertanggung jawaban,

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki…
Bersyukurlah atas keluarga yang kita miliki…
Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki…
Bersyukur dan selalu bersyukur di dalam segala hal…
Bersegeralah berlomba dalam kebaikan di mulai dari sekarang…

Selamat meraih kebaikan di hari ini…

#copas

Diposting ulang oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA,  حفظه الله تعالى

2801151332

Berapa Usiamu Sekarang..?

Saudaraku…
Umur adalah Nikmat Allah Ta’ala yang sangat besar… Modal untuk seluruh amal dan kebaikan… Kalau sudah tutup umur maka tidak ada lagi cerita amal …

Sayang…
Kesempatan emas ini berjalan sangat cepat dan singkat…60 / 70 Th itulah kesempatan maximum yang di berikan…

15 – 35 th… Masa gagah.. Jangan di sia-siakan…
40 – 55 th… Masa peringatan, umur yang tersisa lebih sedikit dari pada yang telah berlalu… Maka Akhirat harus lebih di utamakan…
60 – 79 th… Mendekati Finish, sudah sangat senja… insya Allah tidak lama lagi terbenam… Segera berbenah untuk meninggalkan dunia dengan fokus mensucikan diri dan menambah amal…

⚉  BILA SUDAH SAMPAI 40 TH… INILAH NASIHAT ALLAH UNTUK NYA…

(وحَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ)

sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai *empat puluh* tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri..”
[Surat Al-Ahqof 15]

⚉  BILA SUDAH SAMPAI 60 / 70 TH… INILAH PERINGATAN ROSUL UNTUK-NYA..

لقدْ أعْذَرَ اللهُ إلى عبدٍ أحْياهُ حتى بَلغَ سِتِّينَ أو سَبعينَ سنةً ، لقدْ أعْذَرَ اللهُ إِليهِ

“Sungguh Allah telah memberikan udzur dan kesempatan kepada hambaNya yang telah di hidupkan (di panjangkan umur) sampai 60 / 70 th… Sungguh Allah telah memberikan udzur kepadanya..”
(Shohihul Jaami’. No 5118)

(*) Maksudnya.. Allah telah cukup memberikan kepadanya kesempatan untuk beramal dengan umur yang panjang… Bila di usia itu masih belum kembali ke jalan Allah… Biasanya sampai matinya tidak kembali.. Dan dia di hinakan Allah sampai akhir hayatnya dan menutup unurnya dengan su-ul khotimah.. (Na’uudzu billah)

Saudaraku…
Tidak ada yang tahu kapan Kesempatan emas ini usai.. Maka bersegeralah berbekal dengan mensucikan diri dan beramal shalih..

Semoga manfaat…

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ismail Fachruddin Nu’man, حفظه الله تعالى

1810160636

Kontradiktif.. (pake banget)

⚫ Banyak orang yang hidup dengan gaya hidup barat.. tapi ingin mati seperti matinya para sahabat Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam..

⚫ Banyak orang yang hidupnya tidak ingin dengan Islam, meski hanya penampilan lahirnya.. tapi kalau mati, ingin dengan Islam lahir batin..

⚫ Banyak orang melihat bahwa mati di jalan Allah adalah sesuatu yang hebat dan mulia.. Tapi mengapa jika ada orang yang hidup di jalan Allah, dilihat ekstrim, sok suci, dan sok-sok yang lainnya..

Mari berbenah diri.. semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semuanya, aamiin.

Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA,  حفظه الله تعالى

2307171000

Silahkan Menabung Untuk Masa Pensiun

Masa pensiun adalah masa non aktif dari rutinitas pekerjaan yang selama ini kita geluti dan dengannya kita mendapatkan penghidupan…

Setelah masa pensiun kita berharap gaji atau pendapatan terus bisa mengalir dan tidak putus, bahkan kita berharap bertambah banyak…

Saudaraku.. ketahuilah bahwa masa pensiun yang hakiki adalah KEMATIAN, yang memutuskan semua aktifitas amal kita di dunia…

KEKASIH KITA MENGAJARKAN KITA MENABUNG UNTUK MASA PENSIUN… Rosulullah shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,

(( سبعٌ يَجري للعبدِ أجرُهُنَّ ، و هوَ في قَبرِه بعدَ موتِه :

مَن علَّمَ علمًا ،
أو أجرَى نهرًا ،
أو حفَر بِئرًا ،
أوغرَسَ نخلًا ،
أو بنَى مسجِدًا ،
أو ورَّثَ مُصحفًا ،
أو ترَكَ ولدًا يستغفِرُ لهُ بعد موتِه ))

صحيح الجامع – (3602)

“Tujuh perkara yang pahalanya akan terus mengalir sementara pelakunya di kuburan setelah wafatnya..

1⃣ Orang yang mengajarkan ilmu.
2⃣ Orang yang mengalirkan aliran air / sungai / selokan (yang dimanfaatkan oleh kaum muslimin)
3⃣ Orang yang menggali sumur (yang dimanfaatkan oleh kaum muslimin)
4⃣ Orang yang menanam kurma (atau pohon apa saja dan di manfaatkan oleh orang-orang setelahnya)
5⃣ Orang yang membangun masjid
6⃣ Orang yang mewariskan mushaf
7⃣ Orang yang meninggalkan anak yang senantiasa memintakan ampun kepada Allah untuknya setelah wafatnya.

(HR. al-Bazzar, lihat Shohihul jami’. hasan)

Semoga kita bisa mengisi salah satu atau semua tabungan-tabungan itu… Untuk masa pensiun kita.

Ditulis oleh,
Ustadz Abu Ismail Fakhruddin Nu’man MA, حفظه الله تعالى

Riyadhusshalihiin Pandeglang.

Perekat Paling Kuat Antara Suami Isteri Bukanlah Rasa Cinta, Tapi AGAMA

Perekat paling kuat antara suami isteri bukanlah rasa cinta, tapi AGAMA

Oleh karenanya, seringkali kita melihat cinta suami kepada isteri atau sebaliknya justeru semakin besar dan memuncak, ketika keduanya membangun rumah tangganya dengan pondasi agama.

Oleh karena itulah, Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepada kita untuk mementingkan faktor ini, yaitu dalam sabda beliau (yang artinya):

“Dapatkanlah isteri yang memiliki agama (yang baik); niscaya kamu akan beruntung..”

[Muttafaqun alaih; Shahih Bukhori: 5090, Shahih Muslim: 1466].

Bahkan Sahabat ‘Umar bin Khottob -rodhiallohu ‘anhu- saat menjadi khalifah pernah ditanya seorang perempuan:

“Wahai amirul mukminin, suamiku telah menyumpahku agar aku tidak berbohong, sehingga aku merasa bersalah jika berbohong, apakah aku masih boleh berbohong wahai amirul mukminin”

Maka sahabat ‘Umar pun menjawab:

“Ya, silahkan berbohong kepada kita (sebagai suami).. jika salah seorang dari kalian (para isteri) tidak suka kepada kami (para suami), maka jangan katakan (ketidak sukaan) itu kepadanya !

Karena, rumah tangga yang dibangun di atas rasa cinta itu sangat sedikit.

Namun manusia biasanya menjalin hubungan itu karena Islam, hubungan nasab, dan jiwa sosial..”

[Alma’rifah wat tarikh 1/392].

Dan hendaklah kita selalu ingat sabda Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- (yang artinya):

“Janganlah seorang mukmin (suami) membenci seorang mukminah (isteri), karena jika dia membenci salah satu perangainya; dia pasti masih suka perangai yang lainnya” [HR. Muslim: 1469].

Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

2004201116