Category Archives: Ahmad Ridwan

Bila Apa yang Kau Tuliskan Dicela…

Sobat..
Tak perlu begitu sedih ketika apa yang kau tulis dan share didustakan orang, dilecehkan maupun dikomentari miring…
Itu hak mereka…
Nabi saja tidak lepas dari celaan dan kecaman…
Apalagi dirimu…

Jika takut dengan komentar dan celaan, lebih baik tak masuk ke dalam dunia maya, karena jejaring sosial bagaikan jalan raya yang dilintasi semua kendaraan, semua orang dengan segala macam kepentingan.

Jangan pernah berharap semua orang akan memberikan kata “like” dengan apa yang kau goreskan… itu mustahil…

Lebih penting dari itu adalah memperbaiki niatmu, untuk apa dan untuk siapakah engkau menulis dan menshare…
Sekiranya hanya untuk menunjukkan bahwa engkau hebat, engkau berilmu, maka urungkan niatmu…

Sekiranya tujuannya hanyalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya folower dan menyeru manusia kepada dirimu, maka mundurlah dan batalkan keinginanmu…

Setelah niatmu benar…
Selanjutnya lihat dan perhatikan dengan baik konten yang kau tulis, jangan sampai apa yang kau tulis menyelisihi apa yang tertera dalam Quran dan Sunnah Nabimu, pilihlah bahasa yang santun, hindari penyebutan nama, institusi sekiranya mendatangkan kemudaratan yang lebih besar…

Setelah itu berserahlah pada Allah, semoga saja satu dua orang bisa mendapat petunjuk karenamu akan lebih berharga dari unta merah bahkan dunia seisinya…

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى.

ref : https://www.facebook.com/abufairuzcom/

Di Museumkan…

Akan datang masanya jantung yang ada di dada kan berhenti berdegub…

Akan tiba waktunya denyut nadimu kan melemah untuk kemudian mengakhiri kerjanya berdetak..

Kala itu kau bukan siapa-siapa lagi, tak punya apa-apa lagi…

Kenangan tentangmu kan punah seiring dengan pergantian hari dan bulan..

Harta, pangkat, jabatan bahkan mungkin istrimu kan pindah ke orang lain..

Villa, istana dan kendaraanmu telah pula diisi orang lain..

Dengan pergantian tahun arsip tentangmu kan dilipat, disimpan dan dimuseumkan…

Buatlah persiapan untuk kedatangan hari itu,
Pastikan bahwa hanya amalan sholeh yang abadi menemanimu hingga hari berbangkit.

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى.

ref : https://www.facebook.com/abufairuzcom/

Gelorakan Cintamu…

Cinta ibarat tanaman yang harus terus disirami, dipupuk, dijaga dan dilindungi dari berbagai pengganggu.

Cinta yang besar lambat laun kan mengecil, memudar dan sirna ketika tidak pernah dinyalakan dengan api kerinduan, tegur sapa, perhatian dan puji-pujian pada pasangan.

Jika ada agama, buhul cinta (mawaddah) bisa saja hilang atau menipis, namun rumah tangga kan tetap bertahan rumah selama masih ada buhul kasihan( rahmah) dan masih tegak tongkat penyangga hak, kewajiban dan tanggung jawab antara kedua pasangan.

Namun dapatkah disamakan keindahan rumah tangga yang dibangun dengan dua buhul cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah) dengan rumah tangga yang hanya bertahan dengan satu buhul rahmah saja?

Tentu tidak, dua buhul yang mengikat kan lebih kuat daripada satu buhul saja, apalagi buhul yang satu itupun tidak lagi sempurna bila mengering dan mengelupas di makan zaman.

So, gelorakan cinta dalam mahligai rumah tanggamu, hidupkan pujian dan sanjungan, rangkai kata-kata yang indah, bingkailah cintamu dengan kerinduan, harapan dan pengorbanan. Jangan biarkan ia layu, mengering dan mati ditelan pergantian musim dan perubahan waktu.

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى.

Cinta dan Rindu…

⚉  CINTA
Cinta tidak hanya monopoli raja-raja, para pangeran, bangsawan, pejabat maupun orang-orang kaya, tapi ia juga bisa hadir menjadi milik para hamba sahaya, orang-orang fakir dan miskin tak bersuku dan berbangsa.

Ia hadir di istana-istana megah, villa-vila nan indah, apartement dan rumah-rumah nan mewah, tapi dapat pula menghuni gubuk-gubuk derita, rumah-rumah reot sempit dan kumuh berselimut duka.

Cinta tak kenal perbedaan usia, bangsa, warna, rupa dan bahasa. Bak samudera nan luas membentang semua makhluk berserikat untuk dapat mereguk dan mengambil manfaatnya.

Cinta hakiki itu bersifat abadi, takkan lekang ditelan masa, takkan hilang berganti musim, tak kan lenyap bersama terkuburnya jasad, bercerainya tubuh antara sahara dan benua, setia mengalir layaknya darah yang mengalir dalam tubuh, terus berpacu bersama detak jantung dan denyut nadi manusia.

Cinta yang hakiki kan berlanjut meski bumi telah hancur binasa, langit telah runtuh tak bersisa, matahari dan bulan dikumpulkan dan dibenturkan antara keduanya.

Kiamat tak kan mampu menjadi penghalang orang-orang yang bercinta, bahkan kiamat itu pula menjadi penyebab bersatunya jasad mereka di taman-taman surga.

⚉  RINDU
Rindu adalah efek dari deburan ombak cinta yang menghantam pantai hati, Gelombang cinta yang melahirkan riak-riak dan suara menggemuruh yang memecah bibir daratan qalbu. Dimana ada cinta, disitu kan terlahir rindu. Semakin kuat kecintaan kan semakin kuat kerinduan.

Rindu pada sang kekasih, adalah keniscayaan yang terkadang meruntuhkan dinding sabar, membuat air mata berurai, wajah memucat dan tubuh mengurus. Hanya Allah jualah tempat mengadu.

Rindu terlarang adalah kerinduan pada orang-orang yang tidak halal untuk dirindu.

Hidup ini penuh dengan pernak-pernik, sarat dengan kenangan dan kejadian. Ada kenangan masa jahiliyah yang tak boleh dikenang kecuali dengan istighfar, taubat dan amal sholeh.

Kelebat bayang makhluk-makhluk istimewa yang dahulu pernah punya hubungan dengan anda, menenun hari-hari indah bersamanya kemudian merenda bulan menjadi tahun, tanpa disadari terkadang menyeruak kembali muncul ke alam sadar.

Ketika itu terjadi, hentikan petualangan alam fikirmu, kembalilah ke alam nyata dan katakan :

 “QODDARALLAH MA SYA’A FA’AL” (semua telah menjadi takdir Allah, kehendakNya jualah yang akan terjadi.)

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى.

Orang Jujur dan Pendusta…

Dalam kitab syarhu Al-Aqidah al-Asfahaniyyah, Ibnu Taimiyah berkata:

“الصادقون يدوم أمرهم، والكذابون ينقطع أمرهم، هذا أمر جرت به العادة وسنة الله التي لن تجد لها تبديلا”.

شرح العقيدة الأصفهانية (٢٠٣)

“Orang -orang jujur kan senantiasa berkekalan urusan mereka, sebaliknya para pendusta kan terputus segala urusan mereka , begitulah ketentuan yang telah digariskan, sunnatullah yang tidak akan pernah berubah”.

Bila anda menjumpai orang yang tidak jujur dan amanah dalam tingkah laku, maupun perkataan mereka, maka tunggulah masa kehancurannya.

Hanya orang dungu yang mau ditipu berkali-kali, Orang berakal takkan mau ditipu dua kali.

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى.

Tiada Yang Tetap…

Di dunia ini tiada yang tetap, segalanya kan berubah. Jikalah ada yang tetap maka dialah “perubahan”.

“Berubah itu yang menjadi ketetapan..”

Jika musim hujan telah berakhir, datanglah musim kemarau,
jika terang siang berakhir datanglah gelapnya malam,
tiada banjir yang abadi kecuali akan mengering,
tiada lautan yang surut kecuali akan datang pasang,
tiada tangisan yang mengalir kecuali berganti tawa,
tiada derita kecuali berganti bahagia,
tiada pertemuan yang kekal kecuali kan datang perpisahan..

“Segala yang didunia ini fana dan berubah..”

Jika hari ini dialah kekasih anda, maka tidak mustahil esok menjadi musuh bebuyutan.
Jika hari ini ialah teman setia, besok lusa dia berkhianat..

“Jika pagi ini ia beriman, boleh jadi esok petang dia menjadi kafir..”

Ada mantan preman yang tobat,
ada juga mantan santri yang murtad,
ada mantan pendeta dan ada pula mantan ustadz,
ada mantan istri dan ada pula mantan suami..

Seorang mukmin hendaklah senantiasa berubah kepada yang lebih baik dalam segala sisi kehidupannya. Berubah untuk lebih sholeh, lebih santun, lebih gairah menimba ilmu, lebih giat dalam berinfaq, lebih gigih dalam berdakwah, lebih semangat berkorban untuk kejayaan Islam dan kaum muslimin…

Bukan lagi masanya berleha-leha,
bukan waktunya untuk tidur lelap,
bukan lagi zamannya bersantai-santai..

“Siapa yang ingin menyingsing fajar, harus mau berjalan malam..”

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى.

Dakwah Itu IBADAH…

Karena ia ibadah, maka metodenya baku tak menerima kreasi maupun innovasi. Segala kreasi baru dalam ibadah tidak akan pernah mampu membangun kembali kejayaan Islam…

Apapun nama dan sebutannya berupa ”dakwah gaul” dengan mencampur adukkan yang haq dan batil, antara dakwah dan musik, antara dakwah dan film religi, antara dakwah dan seni menari……..

pasti kan menemukan jalan buntu, meski terlihat sesaat hebat, modern, namun kan segera hilang tenggelam di telan masa..

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى

Tantangan Dakwah…

Dakwah itu penuh tantangan…

1. Baik dari diri sendiri.. seperti tantangan riya, ujub, hubbuz zhuhur, tafawwuqul Aqran dan lain-lain.
2. Baik dari rival yang seprofesi, disebabkan hasad, iri dan dengki, fanatik maupun ta’assub pada individu, tokoh, yayasan maupun perkumpulan tertentu…
3. Dari musuh-musuh dakwah, ahlul ahwa wal bida’…

Solusinya:

1. Berjuang untuk mengikhlaskan niat lillahi ta’ala semata, dengan terus menterapi penyakit-penyakit hati semisal ujub, bangga, riya dst..

2. Terus menerus bergantung pada Allah, berdoa padaNya agar diberikan keikhlasan dan taufiq, dijauhkan dari kejelekan diri dan syaitan.

3. Berusaha semakin memperbagus akhlak dalam berinteraksi dengan sesama teman para da’i dengan berhusnuz zhan pada mereka, mengalah dan bersabar dengan perangai mereka, tetap berupaya membina hubungan dan persahabatan dengan mereka.

4. Mencari akar permasalahan dalam dakwah, setelah tau baru berusaha mencarikan jalan keluarnya.

5. Banyak meminta nasehat dengan para senior yang telah mendahui kita dalam berdakwah.

6. Barusaha untuk senantiasa mengajak mereka bermusyawarah dalam menghadapi berbagai problematika dakwah..

Wallahu a’lam…

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى

Penawar Hati Yang Galau…

Sahabat…
Ku tau piranti hatimu berserpih-serpih, tatkala mimpi-mimpi yang kau semai diladang harap, hanyalan menuai kekecewaan demi kekecewaan.

Menyelami samudera hati seseorang yang kau harap , ternyata lebih pelik dari menyelami dasar samudera yang berjejak. Dalam lautan dapat diduga, namun samudera hati siapa yang tau.

Sahabat…
Kesalahan fatalmu adalah terlalu berharap pada kenaifan makhluk dan lupa bersandar pada kehebatan Sang Pencipta-pemilik samudera cinta-yang telah punya skenario dan perhitungan yang maha bijak dan adil untukmu.

Selami samudera cinta-Nya, niscaya kan kau dapati lezatnya buah iman dalam qalbumu yang dapat mengikis habis segala harapmu pada percikan gelombang cinta makhluk yang membentur pantai hatimu.

Obati luka-luka kekecewaan hatimu dengan istighfar dan taubat, basuh ia dengan munajat..

Yakinlah Zat yang MahaTau apa yang tersirat dan tersurat dari garis takdirmu, takkan memberikan padamu kecuali makhluk yang memang layak dan sesuai untukmu.

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى

Gigih Dalam Urusan Dunia, Lalai Dalam Urusan Akhirat…

Orang-orang yang menyibukkan dunia dengan sesuatu yang akan bermanfaat untuknya kelak di sisi Allah Ta’ala, mereka adalah orang-orang yang beruntung, baik di dunia dan di akhirat. Dia beruntung di dunia karena menyibukkan diri dalam amal kebaikan. Demikian pula, dia beruntung di akhirat karena telah membekali diri dengan berbagai amal shalih.

Allah Ta’ala berfirman dalam banyak ayat Al-Quran,

فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا .

“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu.” (QS. Luqman [31]: 33)

Dalam ayat ini, Allah Ta’ala melarang kita untuk terperdaya dengan kehidupan dunia. Dia tertipu dengan dunia, sehingga sia-sialah waktunya, terluput dari berbagai amal shalih, karena dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Dia habiskan dunia ini, siang dan malam, hanya untuk mengumpulkan harta saja atau hanya untuk berlomba-lomba dalam teknologi. Hal ini sebagaimana kondisi orang-orang kafir saat ini. Mereka habiskan dunia ini untuk sesuatu yang tidak abadi.

Bukan berarti seorang muslim tidak boleh memanfaatkan dunia ini dan kemajuan teknologi di dalamnya. Akan tetapi, hendaknya dia manfaatkan ini semua untuk membantu ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA,  حفظه الله تعالى.