Category Archives: Tanya – Jawab

Masalah 298: ADAKAH TUNTUNAN SHOLAT TAUBAT DAN SHOLAT HAJAT DI DALAM SYARI’AT ISLAM ?

Tanya:
Dari member MHA 7 :
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Ustadz mau nanya apa sholat taubat dan sholat hajat itu ada tuntunannya? Apa itu bukan bi’dah? Terima kasih.

Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah. Sholat TAUBAT ada tuntunannya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Hal ini berdasarkan hadits berikut:

Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
« مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ». ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ

Artinya: “Tidaklah seorang hamba melakukan suatu dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan sholat dua raka’at, kemudian ia meminta ampunan kepada Allah, melainkan
Allah akan mengampuni (dosa)
nya.” Kemudian beliau membaca
ayat ini (yg artinya): “Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (HR. Abu Daud no. 1521, At-Tirmidzi no. 406, n Ibnu Majah no. 1395. Dan hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah).

Adapun sholat HAJAT, maka TIDAK ADA TUNTUNANNYA dalam syari’at Islam, karena hadits-hadits yg menerangkan tentang sholat Hajat n tata caranya TIDAK ADA YANG SHOHIH. Sebagian hadits-hadits tsb derajatnya Maudhu’ (PALSU), DHO’IF JIDDAN (sangat lemah), n ada jg yg derajatnya DHO’IF (Lemah). Sehingga dengan demikian, tidak ada satu hadits pun yg dapat dijadikan hujjah atau landasan hukum utk melaksanakan sholat Hajat.

Oleh karena itu, seorang muslim/muslimah apabila memiliki suatu hajat, maka hendaknya ia berdoa kpd Allah dengan hati yg ikhlas n yakin, serta memperhatikan adab2 berdoa serta syarat2 terkabulnya doa. Dan akan lebih baik n utama, serta lebih besar harapannya utk dikabulkan doanya bilamana ia mengawali doanya dengan puja-puji syukur kpd Allah, bersholawat kpd Nabi, berdzikir, istighfar, bersedekah, atau melakukan amal-amal sholih yg lain. Hal ini sbgmn firman Allah ta’ala:

(Wa idza sa-alaka ‘ibaadii ‘annii fa innii Qoriibun ujiibu da’wata ad-daa’I idzaa da’aan)

Artinya: “Apabila hamaba-hamba-Ku bertanya kepadamu (hai Muhammad) tentang Aku, maka (beritahukanlah) bahwa sesungguhnya Aku Maha Dekat. Aku mengabulkan doa orang yg berdoa apabila ia berdoa hanya kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah).

Demikian jawaban yg dapat kami sampaikan. Smg mudah dipahami n menjadi ilmu yg bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab. Wabillahi at-Taufiq.

» SUMBER: BBG Majlis Hadits, chat room Tanya Jawab.

(*) Blog Dakwah Kami:
http://abufawaz.wordpress.com

(BM 2/2. Selesai) 🙂

BEBERAPA TANDA DITERIMANYA AMAL DAN BAIKNYA SEORANG MUSLIM

Tanya:
Assalamu’alaikum ust Washito, عَفْوًا sy ingin bertanya ,apakah ada dalilnya,bhw org yg dtrma amal ibadahnya,at dia org baik,shingga bnyk yg mnyolatkannya??syukron ustd

Jawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah. Tanda2 diterimanya amal seseorang dapat diketahui dengan bbrp hal, diantaranya:
1. Ia semakin bersemangat dlm menjalankan ketaatan kpd Allah.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Sesungguhnya diantara balasan amal kebaikan adalah (dapat melaksanakan) amal kebaikan setelahnya. Dan diantara hukuman atas amal keburukan adalah melakukan amal keburuan setelahnya. Maka apabila Allah menerima (amalan) seorang hamba, maka Dia akan memberinya Taufiq utk dpt melakukan ketaatan, n memalingkannya dari kemaksiatan.”

2. Tegar & Sabar dalam melaksanakan ketaatan kpd Allah.

3. Hatinya bersih dari kotoran2 n penyakit2 hati spt dengki, sombong, bangga diri, riya, dll.

4. Banyak mengingat kehidupan akhirat.

5. Selalu mengikhlaskan niat dlm beribadah kpd Allah.

(*) Adapun diantara tanda kebaikan bagi seseorang muslim adalah banyak ahli Tauhid yg mensholatkan jenazahnya. Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
anhuma, bahwa NABI shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ما من رجل مسلم يموت فيقوم على جنازته أربعون رجلاً لا يشركون بالله شيئاً إلا شفعهم الله فيه
“Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia lalu jenazahnya disholatkan Oleh 40 (empat puluh) orang yang Tidak pernah berbuat syirik kepada Allah sedikitpun melainkan Allah Akan mengizinkan mereka memberi syafaat kepadanya (pada hari Kiamat, pent).” (HR. Muslim).

Oleh karenanya, sebagian ulama menganjurkan agar mensholatkan jenazah Muslim di masjid yang banyak jamaahnya. Karena
semakin banyak Jumlah jamaah yg mensholatkan jenazah Muslim, maka semakin dekat kepada kebaikan & semakin banyak orang yg mendoakan & memohonkan ampunan untuknya. Wallahu a’lam bish-showab.

Wudhu Di Kamar Mandi

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum. Ustadz, ana mau tanya, bolehkah kita berwudhu di

kamar mandi?

Dari: Indrawan Saputra

Jawaban:
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu.
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, washshalaatu wassalaamu ‘alaa rasulillaah khairil anbiyaa’I wal mursaliin wa ‘alaa ‘aalihii wa shahbihii ajma’iin. Amma ba’du:

Boleh berwudhu di dalam kamar mandi, apabila aman dari percikan najis.

Komite tetap Untuk riset ilmiyah dan fatwa Kerajaan Arab Saudi mengatakan,

إذا وضع حائل بين الماء الذي ينزل من الصنبور وبين محل النجاسة بحيث إن الماء إذا نزل على الأرض تكون هذه الأرض طاهرة فلا مانع من الوضوء والاستنجاء

“Apabila ada batas antara keran
air dengan tempat najisnya
sehingga air turun ke tempat yang suci maka tidak mengapa
berwudhu dan istinja’ (di dalam
kamar mandi tersebut).”. (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daaimah, 5:86)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullahu mengatakan,

يجوز الوضوء في الحمام ولا حرج فيه ولكن ينبغي للإنسان أن يتحفظ من إصابة النجاسة له فإذا تحفظ من ذلك فليتوضأ في أي مكان كان

“Boleh berwudhu di kamar mandi dan tidak masalah, akan tetapi hendaknya menjaga diri dari terkena najis, apabila bisa terjaga dari najis maka silakan dia berwudhu dimana saja”

Beliau rahimahullahu juga berkata,

يجوز للإنسان أن يتوضأ في المكان الذي تخلى فيه من بوله أو غائطه لكن بشرط أن يأمن من التلوث بالنجاسة بأن يكون المكان الذي يتوضأ فيه جانباً من الحمام بعيداً عن مكان التخلي أو ينظف المكان الذي ينزل فيه الماء من الأعضاء في الوضوء حتى يكون طاهراً نظيفاً

“Boleh bagi seseorang berwudhu di tempat dia buang
air kecil dan buang air besar, dengan syarat aman dari percikan najis, yaitu tempat wudhunya jauh dari tempat buang air, atau dibersihkan dahulu tempat turunnya air dari anggota badan
sehingga menjadi bersih dan suci.”

Untuk lengkapnya dan mengenai bacaan dzikir di kamar mandi silahkan buka link berikut:

http://www.konsultasisyariah.com/wudhu-di-kamar-mandi/

Pelaku Maksiat Tidak Kekal ‎​Di Neraka

Pertanyaan:

العاصي لا يخلد في النار

Pelaku Maksiat Tidak Kekal ‎​Di Neraka

يقول تعالى: إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ، ويقول أيضا: وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى هل بين هاتين الآيتين تعارض؟ وما المراد بقوله: مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ؟ ع – أ – ز – جدة

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (QS. al-Maidah:116).

Dan Dia berfirman:

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى

“Dan sesungguhnya Aku benar-benar Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman,
beramal shaleh kemudian tetap di jalan yang benar”. (QS. Thaaha:82).

Apakah pada dua ayat tersebut terdapat pertentangan?
Dan apa Чαπƍ dimaksud dengan firman-Nya:

مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (QS. al-Maidah:116).
ع – أ – ز – جدة

Jawaban:….silahkan baca ‎​selanjtnya di link berikut: http://www.ibnumubarakallaitsi.wordpress.com/2013/04/20/1150/

 Ditulis oleh Ustadz Fuadz Hamzah Baraba’ Lc حفظه الله

– – – – – – 〜✽〜- – – – – –

Shaf Wanita Dalam Shalat Berjamaah

Ustadz Kholid Syamhudi Al-Bantani Lc حفظه الله

– Shaf Wanita Dalam Shalat Berjama’ah

Pertanyaan :
Bagaimana posisi shaf perempuan yang shalat berjamaah bersama perempuan dan dimanakah letak imam dan makmum?

Penanya : Ummu Hanna~Kra

Jawab:
Perempuan jika shalat berjama’ah bersama peremupuan tanpa ada laki-laki di sana maka mereka membuat shaf sebagaimana biasa. Jika jumlahnya banyak maka berbaris, namun jika sedikit tidak berbaris. Sedangkan imamnya berada ditengah dan makmumnya berada di sebelah kanan dan kirinya. Inilah yang dicontohkan oleh ‘Aisyah dan Ummu Salamah Radhiallahu’anhuma.

Sebagaimana disampaikan dalam Al Mushannaf Abdurrazzaq Ash Shan’ani, juga dibawakan oleh Syaikh Musthafa Al Adawi dalam Jami’ Ahkam An Nisa.

وَاللّــــهُ أَعْلَــــــمُ بِالصَّـــــوَابِ

Selengkapnya KLIK :
http://m.klikuk.com/shaf-wanita-dalam-shalat-berjamaah/

– Bagaimana jika keluar madzi ketika sholat jumat, apakah saya mengganti sholat 2 rekaat, atau menggantinya dengan sholat dzuhur ?

Silahkan KLIK :
http://m.klikuk.com/safar-ketika-jumat/

Semoga bermanfaat
Jazaakumullah khairan

Busana Muslimah Yang Syar’i

Pertanyaan :
 
Assalamualaikum.
Sebenarnya bagaimanakah busana muslimah yg syar’i? Apakah harus memakai jilbab yang panjangnya sebetis/lutut/paha,atau cukup menutup dada?
 
fenny puspa dewi
fe****@yahoo.com
 
Jawab :
 
Wa’alaikumsalam
Jilbab yang syar’i adalah yang menutupi aurat wanita dari ujung kepala sampai ujung kaki (kecuali wajah dan telapak tangan yang masih diperselisihkan) dan tidak tipis menggambarkan bentuk tubuh. 

http://m.klikuk.com/jilbab-syari/

**

Ayo tunggu apa lagi, penuhi dahaga keilmuan Anda dengan aktif di “Tanya UK”

Semoga bermanfaat
Sebarkan ..

klikUK.com
titian ilmu penyejuk qalbu

Apakah Setan Mengetahui Isi Hati Manusia ?

TANYA:

Bismillah

Apakah syetan juga mengetahui apa-apa yang ada dalam hati kita? Atau hanya Alloh saja yang mengetahuinya ?

Eko
Alamat: Jepang
Email: frend_***@yahoo.com

JAWAB:

Memang tidak dipungkiri masih teropinikan di pikiran banyak orang bahwa syeitan mengetahui yang ghaib dan mengetahui isi hati kita. Apalagi para pendukung syeitan berusaha menyebarkan hal ini kepada semua orang dari mulai cerita dusta sampai sinetron berseri.

Allah telah menjelaskan kepada kita semua kedustaan dan kebatilan opini tersebut, ketika mewafatkan Nabi Sulaiman –’Alaihis salam-. Para jin dan syeitan yang berada disekitar beliau tidak ada yang mengetahui kematian beliau hingga serangga tanah memakan tongkat beliau hingga beliau jatuh. Allah berfirman:

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلا دَابَّةُ الأرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ

“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya.Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba`:14)

Dengan demikian jelaslah syeitan tidak mengetahui isi hati kita kecuali telah kita sampaikan atau sudah ingin kita sampaikan. Bagaimana mengetahui yang ada didalam hati? Sedangkan mereka saja tidak mengetahui kematian nabi Sulaiman –Alaihi salam-.

Dengan ini jelaslah yang mengetahui ilmu ghaib adalah Allah semata.
Wabillahi taufiq.

Sumber : http://m.klikuk.com/ghoib/

Sholat Penderita Gagap Bicara

As sual:
Mau tanya, orang yg gagap / susah bicara, yg kumat di waktu sholat, ketika shalat jamaah misalnya pas rukuk kumat gagapnya, ia susah membaca bacaan, kalau pun bisa pun perlu waktu. Jika situasi demikian imam sudah I’tidal apakah ia ikut imam tanpa membaca doa ruku’? Atau ia tetap membaca doa ruku’ sekalipun imam sudah I’tidal atau bahkan sujud?
Begitu pula pas tahiyat akhir, jika kumat dan imam sudah salam apakah ia ikut salam atau membaca tahiyat meskipun tertinggal waktu lunayan jauh?.
Mohon jawabannya.
Syukran ustadz

Al jawab: ust Abdussalam Busyro Lc:
“Orang yg gagap sholatnya sah, rosul صلى الله عليه وسلم
Bersabda sesungguhnya imam itu utk di ikuti,dan allah berfirman la yukallifullahu nafsan illaa wus aha:allah tdk membebani suatu kaum kecuali hamba tsb mampu utk memikulnya, kalau makmum ada yg gagap ttp mengikuti imam dan sholatnya sah.

tp lebih baik ikut terapi dan banyak berdoa
Smg cepat sembuh,
آمين يا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Ucapan Bila Mendengar Seorang Kafir Meninggal

Tanya :

Bila seorang lelaki atau wanita kafir yang mati, apakah dibolehkan kita mengucapkan
‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (Sesungguhnya kita adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kita dikembalikan)?

Jawab :

Fadhilatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah menjawab:

“Bila seorang kafir meninggal dunia tidak mengapa kita mengucapkan kalimat istirja’ tersebut, walaupun dia bukan dari kalangan karib kerabat anda. Karena memang semua manusia hanyak kembali kepada Allah Azza wa Jalla dan semua manusia adalah milik Allah Azza wa Jalla. Akan tetapi kita tidak boleh mendoakan kebaikan untuknya bila ia mati dalam keadaan kafir. Bila orang kafir yang meninggal itu dari kalangan kerabat anda, tidaklah menjadi masalah orang mendoakan anda dengan mengatakan: “Semoga Allah memberikan pahala yang besar untukmu dengan kematiannya dan memberikan hiburan/pelipur lara untukmu sebagai pengganti kematiannya.”

Memang hidupnya si kafir terkadang tidak memberi maslahat bagi anda di mana ia berbuat baik dan memberi manfaat kepada anda. Dengan demikian, tidak menjadi masalah anda didoakan seperti itu. Akan tetapi terhadap si kafir sendiri tidak boleh didoakan kebaikan, tidak boleh dimintakan ampun, dan tidak boleh bersedekah atas namanya, bila ia mati dalam keadaan kafir.”

[Fatawa Nurun ‘ala Darb, hal. 374-375]

Read more:
http://abuayaz.blogspot.com/2011/04/taziyah-kepada-orang-kafir.html#ixzz2Od0K9y4S

Belum Shalat Maghrib Padahal Sudah Iqamat Shalat Isya

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
 
Pertanyaan
Pada suatu hr sy msk ke sebuah masjid dan saat itu sedang berlangsung jama’ah shalat Isya. Padahal saat itu sy blm shalat Maghrib. Apakah sy hrs shalat Maghrib dahulu kemudian menyusul jama’ah Isya? Ataukah sy shalat Isya dahulu bersama jama’ah kemudian shalat Maghrib?

Jawaban
Dalam keadaan seperti ini anda hrs ikut shalat bersama para jamaah yg sedang shalat Isya, tp anda berniat shalat Maghrib. Ketika imam berdiri pd rakaat keempat, anda harus tetap duduk (attahiyat akhir) pd rakaat ketiga, sambil menunggu imam menyelesaikan rakaat terakhirnya. Ketika imam salam, barulah anda ikut salam bersama para jamaah.

Perlu anda ketahui bahwa beda niat antara imam dan makmum adalah diperbolehkan, menurut pendapat yg lebih shahih dari sebagian ulama. Dlm contoh diatas, anda jg boleh shalat Maghrib dahulu sendirian, kemudian setelah itu anda ikut shalat Isya bersama para jama’ah.

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Tsani, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Edisi Indonesia Fatawa bin Baz, Penerjemah Abu Abdillah Abdul Aziz, Penerbit At-Tibyan – Solo]