Da’i ibarat lentera yang menerangi ummat jalan menuju Allah dan negeri akhirat. Betapa pentingnya peran mereka di masyarakat, bila mereka lurus maka akan lurus pulalah masyarakat, namun bila mereka bengkok, bagaimana pula akan meluruskan masyarakat.
Da’i yang lurus adalah da’i yang mengikuti jejak para Rasul dalam mendakwahi kaumnya, ikhlas dalam berdakwah, tidak pernah meminta upah, apalagi mematok upah puluhan juta hingga miliaran rupiah yang memberatkan ummat.
Allah memberikan pada kita panduan untuk mengikuti siapa sebenarnya da’i yang di atas hidayah/petunjuk dan dijadikan panutan dalam dakwah, agar kita tidak tersesat mengikuti figur-figur da’i yang mencari dunia dengan menjual ayat Allah dengan harga yang murah.
Standar da’i yang lurus dalam Alqur’an adalah da’i yang tidak pernah meminta upah dalam dakwahnya, apalagi mematok harus sekian dan sekian baru mau menyampaikan dakwahnya.
Allah berfirman:
اتَّبِعُوا مَن لَّا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُم مُّهْتَدُونَ (يس :٢١)
“Ikutilah petunjuk orang-orang yang tidak pernah meminta dari kalian upah dan mereka adalah orang-orang yang mendapat hidayah..”
Allah juga berfirman:
يَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ [هود : 51]
Nabi Hud berkata, “duhai kaumku aku tidak meminta dari kalian upah, sesungguhnya upahku hanyalah ku harap dari Allah yang menciptakanku, tidakkah kalian berfikir..?”
Masih mau mendatangkan da’i mata duitan yang membandrol dakwahnya layaknya seperti barang dagangan..? apa yang diharap ummat dari da’i semacam ini..? Allahul musta’an.
Ditulis oleh,
Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan MA, حفظه الله تعالى
ref : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4511525955560873&id=100001105385773